![]() |
Jaya saat melapor di kantor Polsek. (Foto: Istimewa) |
NET - Insiden penyerangan yang dilakukan
segerombolan orang di kantor Kelompok Kerja Wartawan Harian Tangerang Raya
(Pokja WHTR) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Babakan, pada Kamis
(13/5/2016) malam dilaporkan ke pihak berwajib.
Laporan dilayangkan ke
Mapolsek Tangerang Kota, pada Minggu (15/5/2016) malam oleh Jaya, 46, yang malam itu tengah tidur di ruang
lantai dua gedung Pokja WHTR tersebut.
Jaya yang bertugas
sebagai seorang cleaning servise di markas Pokja WHTR ini, tiba-tiba menjadi
sasaran amuk segerombolan diduga debt collector itu. Korban pun sampai
mengalami luka lebam di pipi sebelah kiri, luka baret di punggung dan
pantatnya.
Bukan hanya itu, salah
seorang perwakilan dari pihak Pokja WHTR juga secara resmi menyisipkan surat
laporan terpisahnya atas kasus dugaan pengerusakan sejumlah barang yang terjadi
juga pada insiden tersebut.
Sebab, pasca insiden
itu terjadi, diketahui beberapa pintu di gedung Pokja telah rusak serta
rusaknya sejumlah kendaraan bermotor milik para penghuni Pokja yang tengah
diparkir di halaman.
"Iya, hari ini
saya mewakili organisasi Pokja Wartawan Harian Tangerang Raya, untuk melaporkan
insiden penyerangan yang dilakukan oleh segerombolan orang yang kami duga
sebagai para debt collector," ungkap Uis Adi Dermawan, salah seorang
anggota Pokja WHTR, di Mapolsek Tangerang Kota, Jalan TMP Taruna.
Uis yang juga adalah
wartawan surat kabar lokal setempat ini menjelaskan insiden berlangsung sekira
pukul 10.00 WIB, sat kondisi Markas Pokja WHTR telah sepi dari anggotanya.
"Sudah sangat jelas,
bahwa tindakan mereka sangat kriminal, yakni melakukan penyerangan dan mengamuk
hingga ke dalam gedung kelompok kerja kita ini. Kami minta dengan tegas, pihak
kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini dan secepatnya meringkus gerombolan
itu,” ujar Uis berharap.
Uis beralasan karena
telah menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan bagi semua wartawan yang
berkantor di Pokja WHTR. “Kami sendiri tidak tahu persis sebenarnya mengenai
persoalan apa dan antara siapa mereka melancarkan serangan ini," tegas
Uis.
Hendra Wibisana, salah
seorang wartawan online yang menjadi saksi dalam kasus tersebut, menceritakan
insiden berlangsung sangat cepat. Hendra yang kala itu melihat ada segerombolan
orang yang datang dengan berbagai macam senjata jenis bambu dan balok ini,
langsung bergegas lari menyelamatkan diri dan bersembunyi di salah satu ruangan
gedung.
"Saya lihat
banyak orang yang langsung nyerang pakai kayu dan balok. Tanpa pikir, saya
langsung lari ke atas dan masuk ke ruangan Ketua Pokja. Lalu, saya sembunyi di balik
kolong meja, dan saya hanya dengar mang
Jaya dihajar mereka," paparnya.
Selanjutnya, setelah
mereka telah pergi, Hendra mendapati sepeda motornya telah rusak. "Kalau
motor saya rusak spion, kap kepala depan motor, sama tangki penyok bekas
hantaman balok. Dan ada tiga motor lainnya juga yang dirusak mereka,"
pungkasnya. (ril)
0 Comments