![]() |
Kemacetan lalulintas di jalan tembus. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET – DPRD Kota Tangerang
meragukan kajian yang dilakukan atas pembangunan jalur baru jalan tembus
Summarecon-Kebon Nanas. Jalan yang membedah jalan layang di bilangan Warung
Mangga, Kebon Nanas, Kota Tangerang, menimbulkan kemacetan.
“Setahu saya, konstruksi jalan yang dibangun
sedianya patut diduga menyimpang dari Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), baik Kota
Tangerang maupun Provinsi Banten,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang
Apanudin kepada wartawan, Jumat (18/3/2016).
Apanudin yang biasa disapa Jalu tersebut mengatakan ada perubahan
dari rencana semula. "Ya, setahu saya, rencananya
dahulu tidak seperti itu. Kenapa kok, sekarang bisa berubah," ungkap Apanudin.
Terlebih, kata dia, keberadaan fisik bangunan
jalan yang telah mulai dioperasikan hingga saat ini, nampak menimbulkan beberapa dampak kurang
baik, di sekitar titik lokasi, khususnya adalah mengenai kelancaran arus lalulintas.
Oleh karena itu, pria yang parlente itu pun, meminta kepada pihak tetkait agar
seyogyanya berani membuka kembali kajian atas pembangunan tersebut, secara
terbuka kepada publik.
"Jadi tidak bisa, kalau Dishub (Dinas Perhubungan-red) Kota lepas tangan dan melempar begitu saja ke provinsi. Seharusnya,
Dishub Kota Tangerang bisa juga menyampaikan masukan hasil analisa dan
kajiannnya. Kemudian
bisa dijadikan sebagai sebuah rekomendasi, tentunya kaitan dengan upaya meminimalisir dampak yang berpotensi muncul atas pembangunan
dimaksud. Jelas kok diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007, tentang pembagian urusan di daerah," tandas politisi asal Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra) itu.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Tangerang
Suparmi pun berjanji akan secepatnya mendalami persoalan itu dengan secermat-
cermatnya. Apalagi, terkait dengan adanya indikasi potensi dampak kerugian yang
bisa terjadi atas kebijakan tersebut.
"Kalau semakin menjadi macet, dititik itu
memang ya. Ibu kemarin juga sempat merasakan juga, saat melintasi di kawasan itu.
Namun, tentunya persoalan ini, harus terlebih dahulu dikaji secara mendalam.
Tapi intinya, ini pasti menjadi perhatian untuk kita semua," pungkasnya. (*/ril)
0 Comments