Oleh Dodi Prasetya Azhari, SH
Hal ini harus diwaspadai,
apakah ini langkah yang tepat? Jangan sampai pada akhirnya bisa menjadi ruang intervensi ke dalam. Sebab, bisa saja terdapat agenda tersendiri dari pemantau Pilkada asing
memanfaatkan momentum Pilkada serentak ini untuk "menjajah" Indonesia
yang berujung pada batalnya Pilkada ini atau intervensi terhadap proses
pelaksanaan demokrasi di Republik ini. Tolong hal ini dapat menjadi perhatian agar
jangan status Pemantau Pilkada oleh lembaga internasional disalahgunakan untuk
kepentingan dan tujuan lainnya.
Salah satu
ancaman pemantau asing yang dapat mengancam keutuhan bangsa ini. Hal itu adalah
menyangkut informasi dan kerahasiaan negara. Di antaranya, masalah daftar pemilih Pilkada yang berisi identitas warga
Indonesia. Sebab itu, rasanya ini harus dapat menjadi perhatian publik. Hal ini bisa saja mengancam kedaulatan negara. Saya meminta KPU
berkoordinasi dengan Bawaslu/Panwaslu, Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN)
untuk menyikapi dan mengamankan masalah ini.
Dengan
memanfaatkan momentum Pilkada serentak ini untuk mencari data dan
menanamkan pengaruh. Bahkan tidak mungkin berujung pada pengkondisian
bermasalahnya Pilkada.
Pada titik
ekstrem mereka bisa mendorong Pilkada batal, jika tidak sesuai dengan
kepentingan mereka, Besar kemungkinan ini merupakan bagian operasi intelijen,
bagian cara mengintervensi proses pelaksanaan demokrasi di Republik ini.
Apabila yakin
bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar dan berwibawa, maka semua yang dari
luar negeri harus diwaspadai, termasuk pemantau Pemilu. Karena bisa
saja ada hidden agenda dibalik mereka sebagai pemantau Pemilu.
Indonesia memang
sudah merdeka, tapi penjajahan di Indonesia saat ini lebih dilakukan dengan
cara penjajahan ekonomi. Bagaimana penguasaan sumber daya alam dilakukan oleh
pihak-pihak asing, bukan rakyat Indonesia sendiri. Jadi, kondisi politik
nasional di Indonesia juga akan berdampak pada kondisi dan persaingan dengan
negara-negara tetangga.
Dengan memanfaatkan momentum Pilkada serentak ini untuk mencari data dan menanamkan pengaruh. Bahkan
tidak mungkin berujung pada pengkondisian bermasalahnya Pilkada.
Pada titik
ekstrem mereka bisa mendorong Pilkada batal, jika tidak sesuai dengan
kepentingan mereka. Besar kemungkinan ini merupakan bagian
operasi intelijen, bagian cara mengintervensi proses pelaksanaan demokrasi di
Republik ini.
Meskipun faktanya
kini Indonesia menjadi negara pertama soal demokrasi. Namun, demokrasi ini
harus tetap didasarkan pada kepentingan bangsa dan negara Indonesia sendiri. Sebab, bagi rakyat Indonesia, apapun dapat dilakukan dalam demokrasi, tapi jangan
sampai membuat bangsa dan negara sendiri malah menjadi pihak yang dirugikan.
Demokrasi jangan
hanya terlihat bagus di luar saja, tapi juga harus memberi manfaat bagi rakyat
sendiri. Jika demokrasi Indonesia terlihat bagus di luar, tapi faktanya
Indonesia dikendalikan pihak asing, berarti itu adalah kekalahan telak bagi Indonesia
dalam berdemokrasi.
Election visit
program akan berlangsung di TPS-TPS di Tangerang Selatan (Tangsel) pada 9
Desember 2015. Menurut informasi bahwa election visit program akan diikuti oleh
112 delegasi yang terdiri atas stakeholders Pemilu, Duta Besar negara
sahabat, dan Penyelenggara Pemilu dari Luar Negeri.
Menurut keterangan
akan ada 10 dari 30 KPU luar negeri yang diundang, 8 dubes dari 70 dubes, 12
lembaga pemantau dari 21 yang diundang baik dalam maupun di luar negeri, 3
instansi, 11 universitas ditambah media asing dan nasional.
Jadi, ada 36
lembaga yang berpartisipasi dengan 112 delegasi yang ikut. Perwakilan KPU luar
negeri yang sudah konfirmasi hadir, yakni KPU Republik Korea, Bangladesh,
India, Malaysia, Nepal, Palestina, Sri Lanka, Tunisia, Thailand, dan Australia.
Duta besar yang hadir, antara lain Filandia, Australia, Kanada, Selandia Baru,
Norwegia, Amerika Serikat, dan Swiss. Sementara itu, ada juga
keterlibatan LSM atau pegiat Pemilu, antara lain Department of Foreign
Affairs and Trade (DFAT), International Republican Institute (IRI), USINDO,
USAID, dan masih banyak yang lainnya. *
Penulis: Ketua Umum Suara Kreasi Anak Bangsa (SKAB)
Tinggal di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan
0 Comments