SOROT TANGERANG - Dari beberapa titik lokasi banjir di Kota Tangerang, yang kondisinya masih parah hingga Jumat (13/2) adalah Perumahan Priuk Damai, Keluarahan Priuk, Kecamatan Priuk, dan Perumahan Tota Persada, kelurahan Gembor, Kecamatan Priuk.
Ketinggian air di perumahan itu masih mencapai 2,5 meter. Akibatnya warga belum bisa kembali ke rumah dan tinggal di pengungsian-pengusian seperti masjid, musolla, kantor RW, dan rumah kerabat terdekat.
Berdasarkan pemantauan di beberapa tempat pengungsian, seperti Masjid Al jihad , yang posisinya di gerbang Perumahan Priuk Damai serta kantor RW 09 terumahan tersebut, kondisi korban banjir sangat memprihatinkan. Selain kekurangan makanan, air bersih untuk mandi cuci kakus (MCK) tidak memadai.
"Untuk banjir kali ini kondisinya lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Selain bantuan dari Pemerintah Kota Tangerang minim, dari sukarelawan pun terbatas," kata Supri, warga setempat.
Hal itu senada disampaikan oleh Serka Setiyanto, Babinsa Priuk. Dia mengatakan bantuan logistik dari Pemda Kota Tangerang maupun Sukarelawan minim, karena banjir kali ini lebih luas dibanding tahun sebelumnya.
Dan yang lebih parah lagi, imbuh Setiyanto, untuk kebutuhan air bersih atau MCK sangat terbatas. "Lihat ajah mas, MCK umum di sini cuman dua dan suply air bersih pun sedikit. Sedangkan korban yang mengungsi mencapai ribuan orang," ungkap Setiyanto sembari menambahkan, biar pun hujan sudah reda, genangan air di Perumahan Periuk Damai tidak akan mudah surut. Hal ini bisa terjadi lantaran setu Bulakan yang bersebelahan dengan perumahan tersebut tidak lagi mampu menampung air.
"Di sini banjir, keringnya pun bisa sampai satu bulanan," tutur Setiyanto.
Akibatnya, aktifitas masyarakat setempat tidak mudah kembali normal. "Soalnya, dulu di sini ini daerah resapan air. Kemudian diurug menjadi perumahan," timpal Supri, sehingga bila kali Cirarap meluap lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi seluruh rumah yang ada di empat RW sepeti RW 8, 9, 11, dan 13 perumahan tersebut terendam.
Bahkan dapat memutuskan akses Jalan Raya Mutiara Pluit-Tomang Baru-Kotabumi. Mengingat ketinggian air di badan jalan tersebut mencapai satu meter lebih.
Sama halnya dengan kondisi di Perumahan Total. Persada, Kelurahan Gembor, Kecamatan Priok. Ketinggian air di RW 07 dan 08 Perumahan itu masih mencapai dua meter lebih. Bantuan logistik, air bersih dan MCK tidak ada. "Untung saja masih ada sukarelawan yang baik hati. Sehingga warga masih sering mendapat kiriman nasi bungkus walaupun tidak merata," kata Mumu warga RT 10/ 07 Perumahan Total Persada.
Sedangkan batuan logistik, air bersih atau MCK serta obat-obatan dari Pemda Kota Tangerang tidak ada. "Ya, kalau mau mandi atau buang hajat, ke kamar mandi sekolah atau ke musola-musola terdekat," ucap Mumu.
Sedangkan untuk pengobatan, lanjutnya, warga datang ke Puskesmas. "Itu pun kalau masih buka. Ya kalau malam beli obat sendiri ke warung atau apotek terdekat," tutur Mumu yang mengungsi ke rumah kerabat terdekatnya.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda 2) Pemkot Tangerang, Tabrani mengatakan bantuan logistik kepada korban banjir atau bencana di Kota Tangerang mencapai Rp 1 miliar lebih. "Bantuan itu sudah disebarkan. Ya kalau mungkin ada korban banjir yang merasa kurang atau tidak puas dengan bantuan, itu biasa," jelas Tabrani. (man)
0 Comments