Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Polemik Pagar Laut: Antara Transparansi Dan Dukungan Politik

Ilustrasi, pagar bambu biasa digunakan
warga untuk pekarangan kebun.
(Foto: Istimewa/mamikos.com)  


Oleh: Ariady Achmad


POLEMIK pemasangan pagar laut misterius di perairan Indonesia terus menjadi perhatian publik. Sekjen Partai Golkar Sarmuji menyatakan bahwa pembentukan Panitia Khusus (Pansus) DPR RI belum diperlukan karena isu ini masih dalam ranah eksekutif dan tengah dalam proses penyelesaian. Namun di sisi lain, sejumlah pihak menilai bahwa transparansi tetap harus dikedepankan guna memastikan tidak ada motif tersembunyi di balik proyek ini.

Partai Golkar sebagai salah satu pendukung utama pemerintahan Prabowo memiliki peran strategis dalam memastikan bahwa kebijakan pemerintah tetap berpihak pada kepentingan rakyat. Apalagi kader Golkar yang dipercaya oleh Presiden Prabowo, seperti Nusron Wahid sebagai Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), telah menunjukkan langkah-langkah konkret dalam mendukung kebijakan pemerintahan. Oleh karena itu, dukungan dari masyarakat serta internal partai menjadi faktor penting dalam menjaga soliditas dan efektivitas pemerintahan.

Golkar dan Perannya dalam Pemerintahan Prabowo

Sebagai partai besar dengan jaringan kuat, Golkar memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah, tetapi juga memastikan bahwa setiap kebijakan berjalan transparan dan berpihak pada rakyat. Dalam konteks pagar laut, ada dua aspek utama yang harus diperhatikan oleh Golkar dan pemerintah:

1. Transparansi dan Akuntabilitas

Jika proyek ini memiliki dasar hukum yang jelas dan bertujuan untuk kepentingan nasional, pemerintah harus membuka semua informasi yang diperlukan kepada publik.

DPR RI termasuk Fraksi Golkar, perlu memastikan bahwa proyek ini tidak melanggar hak-hak masyarakat, terutama nelayan yang terdampak.

2. Efektivitas Pengawasan

Jika eksekutif memang sedang menyelesaikan persoalan ini, Golkar sebagai partai pendukung utama harus memastikan bahwa prosesnya berjalan cepat dan transparan.

Jika dalam perkembangannya ditemukan kejanggalan atau penyalahgunaan wewenang, Golkar juga harus berada di garda depan untuk mendukung langkah investigasi lebih lanjut, termasuk kemungkinan pembentukan Pansus.

Pansus: Perlukah atau Tidak?

Pansus DPR RI memang bukan satu-satunya cara untuk mengungkap kebenaran di balik pemasangan pagar laut ini. Namun, jika dalam proses pendalaman oleh Komisi IV DPR RI ditemukan indikasi pelanggaran serius, maka pembentukan Pansus bisa menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan.

Pemerintah dan DPR RI harus bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik, baik melalui jalur eksekutif maupun pengawasan legislatif. Jika pagar laut ini memang memiliki tujuan strategis, maka masyarakat perlu diberikan pemahaman yang jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman. Namun, jika ada kepentingan tersembunyi di balik proyek ini, maka pengusutan mendalam harus dilakukan untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan.

Kesimpulan

Pagar laut misterius ini bukan sekadar isu teknis, tetapi juga menjadi ujian bagi komitmen pemerintah dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas. Golkar sebagai partai pendukung utama pemerintahan Prabowo memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kebijakan ini berjalan sesuai dengan kepentingan nasional. Dukungan optimal dari masyarakat dan internal partai kepada kader seperti Nusron Wahid juga harus diiringi dengan pengawasan ketat agar kebijakan yang diambil benar-benar bermanfaat bagi bangsa.

Pada akhirnya, yang terpenting adalah keterbukaan informasi, efektivitas pengawasan, serta komitmen bersama untuk menjaga kepentingan nasional di atas segala kepentingan politik dan ekonomi kelompok tertentu. (***)

 

*Penulis adalah Pemerhati lingkungan hidup.

Post a Comment

0 Comments