Pj Gubernur Banten Al Muktabar dan pemangku kepentingan bertekat hilang gizi buruk. (Foto: Istimewa) |
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan saat
membuka Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pencegahan Penurunan Stunting di
Provinsi Banten di Aula Akhlakul Karimah, Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Jalan
Satria Sudirman, Rabu (25/9/2024).
“Kita dipandang baik dalam penanganan stunting dan gizi
buruk. Melaksanakan langkah sungguh-sungguh dengan pendekatan utama spesifik
dan sensitif. Pendekatan ini sangat jelas dan terukur. Menimbang dan mengukur
seluruh data balita kita,” ucapnya.
Dengan penanganan yang sungguh-sungguh sesuai arahan
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Muktabar optimis target 14 persen bisa
dilakukan bahkan dilampaui.
“Pemprov Banten begitu mendapatkan data, dengan
sungguh-sungguh melakukan berbagai pendekatan untuk menurunkan stunting hingga
14 persen,” ucapnya.
Dikatakan, agar program tepat sasaran Pemprov Banten
melaksanakan pendataan bayi by name by addres bekerjasama dengan para pemangku
kepentingan yakni melakukan pendataan penimbangan dan pengukuran dengan alat
yang tepat.
“Data by name by address agar tepat dalam melaksanakan
agenda kerja,” tuturnya.
“Provinsi Banten 100 persen mengukur dan menimbang semua
bayi,” imbuh Al Muktabar.
Dipaparkan, dari pendataan by name by addres yang 100 persen
atau 824.212 balita. Pemprov Banten bekerjasama dengan Posyandu dan PKK dalam
percepatan penanganan stunting dan gizi buruk.
“Kita melakukan intervensi dengan data by name by address.
Juga memantau agenda kerja intervensi melalui e-dasawisma,” jelas Al Muktabar.
Diungkapkan, melalui Dapur PKK, intervensi anak stunting dan
gizi buruk melalui program makanan bergizi atau program makanan tambahan.
Dipaparkan, berbasis data by name by address, Pemprov Banten
melakukan intervensi spesifik dan sensitif. Pemprov Banten telah siapkan
pembiayaan kesehatan berbasis asuransi BPJS kesehatan dalam penanganan
kesehatan. Saat ini cakupan universal health care (UHC) telah mencapai 99
persen.
Menurut Al Muktabar, untuk memantau intervensi terhadap
penanganan anak stunting dan gizi buruk, Pemprov Banten bekerjasama dengan
Universitas Indonesia mengembangkan aplikasi e-dasawisma. Melalui aplikasi ini,
intervensi yang telah dilakukan terpantau sehingga jika ada hambatan bisa
terpantau dan teranalisa.
Di tempat yang sama, Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Sumberdaya
Kemaritiman Kemenko PMK Budiono Subambang mengapresiasi atas program dan
langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pemprov Banten.
“Capaian target pembangunan nasional terutama penanganan
stunting, gizi buruk, dan kemiskinan ekstrem. Alhamdulillah prestasi
pencapaiannya bagus,” ucapnya.
Menurutnya, capaian itu tidak mudah. Merupakan kerja keras
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, kemudian diinformasikan. Mampu
mengkolaborasikan dan mengkoordinasikan para pemangku kepentingan dalam
mencegah dan mempercepat penurunan stunting.
“Terima kasih kepada Provinsi Banten,” ungkap Budiono.
(*/pur)
0 Comments