Petugas siap melayani penumpang yang melakukan cegah dini di Posko MPOX. (Foto: Istimewa) |
Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara
Soekarno-Hatta M. Holik Muardi menjelaskan Bandara Soekarno-Hatta berkomitmen
untuk meminimalisasi risiko penyebaran virus itu melalui penumpang internasional. Dengan
mengedepankan kesehatan dan keselamatan para penumpang serta personel bandara,
langkah-langkah pencegahan telah diperkuat dan difokuskan pada deteksi dini,
penanganan yang tepat, dan penyediaan fasilitas yang memadai.
“Untuk menghadapi ancaman penyebaran monkeypox, Bandara
Soekarno-Hatta melakukan berbagai langkah kolaboratif dengan Balai Besar
Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Soekarno-Hatta dan berbagai instansi terkait
lainnya,” ujar Holik Muardi kepada wartawan, Sabtu (31/8/2024).
Kerja sama itu, kata Holik, dirancang untuk memastikan bahwa
setiap potensi kasus monkeypox dapat dideteksi dan ditangani dengan cepat serta
tepat. Koordinasi yang intensif antara pihak Bandara dengan BBKK memastikan
adanya protokol penanganan yang komprehensif, mulai dari deteksi dini hingga
penanganan medis lanjutan.
Holik mengatakan salah satu langkah kunci yang dilakukan
ketika ditemukan suspect monkeypox di Area Kedatangan Internasional adalah
pemisahan penumpang yang terindikasi memiliki gejala dari penumpang lainnya.
Penumpang yang diduga terinfeksi monkeypox akan langsung diarahkan ke ruang
isolasi sementara yang telah disiapkan khusus di bandara.
Di ruang isolasi ini, kata Holik, penumpang akan menjalani
pemeriksaan medis lanjutan oleh tim kesehatan yang selalu siaga 24 jam. Jika
penumpang tersebut terkonfirmasi memiliki gejala yang sesuai dengan monkeypox,
ia akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan yang telah ditentukan
oleh Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai
dengan protokol yang berlaku.
Menurut Holik, Bandara Soekarno-Hatta bersama BBKK telah
membuat posko monkeypox untuk meningkatkan kesiagaan dan memberikan dukungan
langsung dalam pencegahan dan penanganan kasus.
Selain itu, kata Holik, fasilitas pendukung telah ditambah
dengan pemasangan thermal scanner di area kedatangan internasional Terminal 2
dan Terminal 3. Thermal scanner ini berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh
penumpang secara real-time, sebagai salah satu upaya awal untuk
mengidentifikasi gejala-gejala yang terkait dengan monkeypox. Saat ini,
terdapat 2 unit thermal scanner di Terminal 2 dan 4 unit di Terminal 3, yang
ditempatkan secara strategis untuk memastikan semua penumpang internasional
melewati pemeriksaan suhu tubuh sebelum melanjutkan proses kedatangan mereka.
Dalam upaya memperkuat pengawasan kesehatan, imbuh Holik, semua
penumpang internasional yang memasuki Indonesia diwajibkan untuk mengisi form
swadeklarasi elektronik SATUSEHAT health pass sebelum mereka tiba di Tanah Air.
Formulir ini harus diisi sejak di bandara keberangkatan dan diverifikasi oleh
petugas kesehatan di bandara kedatangan melalui laman (http://sshp.kemkes.go.id).
Proses screening ini mulai diberlakukan sejak 29 Agustus 2024 dan berlaku untuk
seluruh negara tanpa kecuali. Semua penumpang diwajibkan untuk melakukan proses
ini melalui barcode yang sudah tersedia, sebagai bagian dari protokol
pencegahan yang ketat.
“Kesehatan dan keselamatan para pengguna jasa adalah
prioritas utama kami. Oleh karena itu, kami mengimplementasikan berbagai langkah
proaktif untuk mencegah penyebaran virus monkeypox di Bandara Soekarno-Hatta.
Kami bekerja sama erat dengan BBKK dan berbagai pihak terkait, memastikan bahwa
setiap penumpang yang memasuki Indonesia telah melalui proses screening yang
komprehensif dan sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan," jelas
Holik.
Holik Muardi menghimbau kepada seluruh penumpang
internasional untuk memastikan bahwa mereka telah memenuhi semua persyaratan
perjalanan yang diperlukan, termasuk pengisian SATUSEHAT health pass. Penting bagi
bandara untuk memastikan bahwa setiap penumpang yang tiba di Bandara
Soekarno-Hatta telah mematuhi seluruh protokol kesehatan yang ada, agar kita
dapat menjaga lingkungan bandara tetap aman bagi semua orang.
“Selain itu, kami mengajak seluruh pengguna bandara untuk
menerapkan pola hidup sehat selama berada di area publik. Kedisiplinan dan
kepedulian terhadap kesehatan diri sendiri sangat penting dalam upaya kolektif
untuk mencegah penyebaran penyakit,” tutur Holik. (*/pur)
0 Comments