Para nara sumber yang tampil pada Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri FFWI 2023. (Foto: Istimewa) |
Panitia Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XIII tahun
2023 menyelenggarakan “Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri,” di Gedung E
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Jakarta.
Direktur Bidang Penjurian dan Pengadaan Film FFWI Tertiani
Simanjuntak mengatakan kegiatan tersebut
antara lain bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan Dewan Juri FFWI dalam memilah dan memilih karya-karya
film nasional terbaik.
”Di samping itu, kegiatan sosialisasi ini untuk meningkatkan
kredibilitas sistem dan metode penilaian penjurian FFWI,” jelas mantan wartawan
The Jakarta Post itu.
Dalam sosialisasi itu
tampil empat narasumber, masing-masing Rita Srihastuti (Anggota LSF),
Susi Ivvaty (Editor dan Pendiri alif.id), Daniel Irawan (Penggiat Perfilman),
dan sutradara Helfi Kardit.
Dewan Juri yang mengikuti kegiatan sosialisasi melalui
daring menyimak sangat antusias. “Bagi kami kegiatan sosialisasi ini sangat
menambah wawasan dalam menilai film,” ungkap Thomas Manggala, wartawan
Sindonews, salah satu anggota Dewan Juri Awal.
Siapa Layak Jadi Juri?
Daniel memaparkan
dalam menilai film pada suatu festival, yang
pertama harus diperhatikan adalah siapa yang layak menjadi juri dan apa
syaratnya? Memang tidak ada aturan baku dalam literatur maupun undang-undang. Selain satu:
buku panduan penilaian yang disusun panitia.
Namun, Daniel menempatkan produser film, kritikus film,
pakar film, aktor dan aktris, terakhir wartawan peliput film, adalah
orang-orang yang layak menjadi juri festival film.
“Dan di antara semua profesi, wartawan peliput film yang
paling layak menjadi juri festival film,” tegasnya.
Alasan Daniel, karena keseharian pekerjaan mereka adalah
mengikuti dan menuliskan produksi dan sering menonton film.
Daniel mengatakan sebagai juri terpilih, mereka wajib
memiliki pengetahun wawasan dan referensi film yang luas soal film, memiliki
pengetahuan tentang teknis film, dan tak kalah penting adalah rajin menonton film.
Kelebihan wartawan sebagai juri dalam pandangan Daniel
adalah karena mereka sering berinteraksi dengan penonton film. Memintai
pendapat penonton film dan film apa yang sedang digandrungi oleh penonton film.
Tidak Kepala Kosong
Sedangkan Susi Ivaty menerangkan untuk menjadi Juri yang
menilai film, harus tidak dengan kepala kosong.
Dengan begitu, seorang juri bisa mengajukan argumen mengapa dia memilih
suatu film untuk dinilai bagus atau tidak.
“Seorang juri harus mampu memaparkan dan berargumentasi tentang defenisi sebuah film yang baik atau buruk. Dan pada akhirnya, bisa
menyimpulkan definisi itu sangat dinamis dan berspektrum,” kata Susi.
Susi menjelaskan berdebat dan mengadu argumentasi dalam
menilai film sangat bagus dan harus menjadi tradisi yang dipertahankan dalam
penyelenggaraan FFWI.
Dalam pandangan Susi, dalam beradu argumen itu harus
dilandaskan pada pengetahuan film yang mumpuni, meski tidak sempurna. Karena
dalam menilai film, setiap orang memiliki sudut pandang sendiri, tetapi mempunyai alasan yang secara teknis
bisa diterima.
Bagi Susi yang tak kalah penting, seorang juri wajib
mengetahui budaya dan adab suatu daerah atau komunitas. Meski itupun tidak
harus ahli.
Susi mengingatkan penempatan soal budaya ini terlihat kuat
dalam film-film Korea maupun Hollywood.
“Film mereka sukses terletak pada apa sih? Saya kira
terletak pada kultur yang membungkusnya, ada bahasa, ada gerak, ada musik sehingga
sebenarnya, membaca film adalah membaca budaya,” tutur Susi.
Dalam pada itu, Rita Sri Hastuti Wartawan Senior Anggota
LSF, menyebut harus disepakati bersama,
penilaian sebuah film jangan hanya dari rasa saja.
Rita menguraikan kalau di genre drama, apakah cerita bisa
menyentuh keharuan? Tetapi keharuan itu
bukan cengeng. Lantas untuk genre Laga,
Action dan Horor adegan dan cerita dan
dilihat masuk akal atau tidak.
“Semua itu bisa jadi bahan penilaian yang didiskusikan bersama,” ujarnya.
Di bawah koordinasi Kemendikbudristek panitia FFWI 2023 sudah mulai bekerja dengan menyusun daftar film-film yang tayang di bioskop dan OTT mulai 1 Oktober 2022-30 September
2023. (*/pur)
0 Comments