Buku "Benih Merdeka" (Foto: Istimewa/WAS) |
Begitu banyak wartawan yang dibuang, diasingkan, dianiaya
sampai dengan dibunuh dalam pembela kemerdekaan Indonesia. Hampir dalam setiap
fase perjuangan kemerdekaan Indonesia pers selalu hadir berperan. Coba sebutan
pada priode apa, pers Indoensia tidak berperan pada proses kemerdekaan
Indonesia? Tak ada! Ya tak ada!
Sebagai contoh, jauh sebelum nama Indonesia dipakai resmi, pers sudah lebih dahulu memalai nama Indonesia atau kata merdeka. Salah satunya antara lain koran “Benih Merdeka.”
Oleh sebab itu, ketika pada Hari Pers
Nasional (HPN) 2023 di Medan, Sumatera Utara, panitia lokal menerbitkan buku
“Koran Benih Merdeka”, penulis sangat antusias membaca. Penulis ingin tahu
seluk beluk koran yang terbit tahun 1918 tapi sudah berani memakai merek “Benih Merdeka.”
Penulis ingin lebih mendalam mengetahui kenapa pendirinya
memakai nama “Benih Merdeka?” Apa pemikiran di balik pemilihan nama ktu? Apa
filosofinya? Apa hubungannya dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia?
Apa yang terpikir tentang kemerdekaan Indonesian yang waktu
itu terbayang saja ada negara Indonesia merdeka pun belum?
Kemudian apa tidak takut menghadap pemerintah penjajah dan
sebagainya. Bagaimana kehidupan koran itu? Apa saja yang mereka hadapi manakala
berhadapan denga pemerintah penjajah, dan sebagainya.
Tetapi setelah membacanya, saya banyak kecewa.
Buku ini hanya menampillan “bahan mentah” berupa cuplikan -
cuplikan berita dari koran tersebut, tanpa penjelasan hal ikhwal kotan
tersebut. Cuplikan berita memang sangat
berguna untuk mengetahui banyak hal terhadap keadaan pada waktu itu,
termasuk cara pers menyampaikan berita.
Tapi apa yang terjadi di baliknya terkait dengan pemakaian
nama “Benih Merdeka,” tak kalah pentingnya. Jika tak mau disebut lebih penting.
Hanya saja editornya rupanya tidak berani memberikan, atau tak yakin
memberikan berbagai latar belakang
tersebut.
Walhasil, selain cuplikan beritanya, selebih penulis tidak
memperoleh banyak data untuk pengetahun dan bahan ceramah penulis.
Barangkali dalam penerbitan berikutnya hal-hal ini dapat ditambahkan. (**)
WINA ARMADA SUKARDI
0 Comments