Pj Gubernur Banten Al Muktabar dan Bupati Pandeglang Irna Narulita angkat padi yang baru saja dipanen. (Foto: Istimewa) |
Provinsi Banten menempati 8 besar produsen beras Nasional.
“Berbahagia sekali, kita hari ini. Ceria semua. Kebahagiaan itu ada pada
panen,” ujar Al Muktabar.
“Ini merupakan pelaksanaan perintah Bapak Presiden Joko
Widodo terhadap hal yang kita harus melakukan, perkuatan terhadap ketahanan
pangan dan ujungnya nanti kita berdaulat pangan,” tuturnya.
Al Muktabar menjelaskan ucapan selamat kepada para petani
dan kelompok tani yang sudah giat mengembangkan usaha pertaniannya. Mulai dari
melakukan mekanisasi hingga penggunaan pupuk alami untuk meningkatkan
produktivitas pertaniannya.
“Kita akan selalu bersama. Rakyat dan Pemerintah adalah satu.
Kita akan berjuang bersama memajukan Provinsi Banten, memajukan Indonesia,”
ungkapnya.
Menurut Al Muktabar, dalam rangka memperkuat ketahanan
pangan, Pemprov Banten melakukan upaya pembelian beras dengan menggunakan Dana
Insentif Daerah (DID).
“Sekarang cadangan beras kita ada 2.400 ton. Itu kita
harapkan bersumber dari petani di Provinsi Banten,” jelasnya.
“Itu kebahagiaan kita hari ini. Panen itu adalah kebahagiaan,”
ulang Al Muktabar.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI
Suwandi mengatakan pada 2022 Provinsi Banten sudah naik kelas menjadi 8 besar
produsen Nasional dari sebelumnya pada peringkat 9.
Untuk meningkatkan produksi beras, Suwandi berpesan agar
meningkatkan Indek Pertanaman (IP), perluasan tanam dan peningkatan
produktivitas.
“Terapkan IP 400 di Kabupaten Pandeglang seluas 10 ribu hektar,
terapkan pemakaian Biosaka, serta pertanian presisi,” pesannya.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengungkapkan Kabupaten
Pandeglang merupakan produsen beras tertinggi di Provinsi Banten.
“Produksi padi Kabupaten Pandeglang tahun 2022 sebesar
546.632 ton GKG, meningkat 112.544 ton GKG atau meningkat 25,93 persen
dibandingkan produksi tahun 2021 sebesar 434.088 ton GKG. Selain itu, Kabupaten
Pandeglang menyumbang produksi padi terbesar terhadap Provinsi Banten sebesar
30,75 persen yakni produksi padi Provinsi Banten tahun 2022 sebesar 1.776.812
ton GKG,” ungkapnya.
“Petani kita tangguh untuk terus menanam. Tidak ada keluhan
dalam kondisi apapun meningkatkan produksi padi,” ujar Irna.
Sebagai informasi, varietas yang ditanam adalah Inpari-32,
IP 300. Produktivitas per hektar mencapai 6 ton dengan biaya penanaman Rp 8
juta per hektar. Dalam kesempatan itu juga dipraktikkan pembuatan pupuk alami
Bio Saka yang berbahan dasar rumput.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir anggota Komisi IV DPR
RI Nuraeni serta Forkopimda Kabupaten Pandeglang. (*/pur)
0 Comments