Tumpukan tanah yang belum diangkut dam bekas galian yang belum dirapikan. (Foto: Syamsul Bahri/TangerangNet.Com) |
Penggalian pipa yang dilaksanakan sejak awal November 2022
sampai pertengahan Desember 2022 ini belum tuntas. Di sepanjang Jalan Bona Raya
bekas galian berupa tanah dibiarkan menumpuk sehingga menyita badan jalan.
“Iya nih. Sekarang musim hujan tanah bekas galian
menimbulkan becek bila tersiram hujan,” ujar Ketua RT 04 RW 07, Kelurahan
Cikokol Haji Eri Wibowo kepada wartawan, Sabtu (10/12/2022.
Haji Eri Wibowo mengatakan selayaknya bekas galian pipa gas ini
segera ditutup dan dikembalikan seperti semula. “Saya sudah tidak melihat lagi ada
pekerjaan untuk memasukkan pipa gas ke dalam tanah. Sepertinya sudah selesai
pemasangan pipa,” ucap Eri Wibowo yang juga dosen perguruan tinggi swasta itu.
Hal senada disampaikan pula oleh Ketua RW 07, Kelurahan
Cikokol, Syafril Elain. “Betul sudah dua minggu ini, saya tidak melihat lagi
ada pekerjaan untuk pemasangan pipa gas ke dalam tanah. Tapi mengapa tanah
bekas galian dibiarkan menumpuk,” tutur Syafril Elain terheran-heran.
Syafril Elain mengatakan selayaknya PT Pertamina Gas Negara
Tbk dan pelaksana proyek PT PGN Solution mengerjakan proyek pemasangan pipa gas
di bawah tanah bekerja secara professional. Yakni bila pemasangan pipa gas selesai,
tanah bekas galiannya cepat diangkut dan bekas galian dirapikan.
“Saya banyak mendapat keluhan dari warga. Pak RW kapan
proyek pemasangan pipa bawah tanah selesai? Soalnya bekas galian bikin repot
warga. Oleh karena itu, saya berharap tanah bekas galian pipa gas cepat
diangkut,” ucap Syafril Elain yang sehari-harinya berprofesi sebagai advokat.
Selain itu, kata Syafril, setelah tanah bekas galian pipa
gas diangkut, lobangnya pun harus dirapikan kembali. “Ini depan rumah saya
sepanjang jalan ada lima bekas galian lobang pipa gas. Satu pun belum ada yang
dirapikan. Jangan sampai bekas galian pipa gas tersebut menimbulkan persoalan
baru,” tukas Syafril.
Perlu diingat, imbuh Syafril, saat hujan turun tanah bekas
galian pipa gas tersebut terbawa masuk ke dalam got. Hal ini dapat menimbulkan
pendangkalan kedalaman got. Akibatnya, daya tampung air pada got sepanjang
Jalan Bona Raya berkurang.
“Ini salah satu bisa menimbulkan terjadinya banjir. Apakah
mau PT Pertamina Gas Negara Tbk melakukan pengerukan got? Saya berharap risiko
ini jangan menjadi beban warga Bona. Selayaknya PT Pertamina Gas Negara Tbk-lah
melakukan pengerukan got,” tutur Syafril beharap.
Asep Hidayat, warga Bona Sarana Indah yang kini menjabat
sebagai Ketua Komisi 1 DPRD Banten pun meminta kepada PT Pertamina Gas Negara
Tbk dan pelaksana proyek untuk mengembalikan bekas galian pipas gas seperti
semula.
0 Comments