Almarhum Ferry Mursyidan Baldan usai dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. (Foto: Ist/Ilham Bintang) |
TELAH pergi selamanya, sahabat
yang dikenal baik hati, Ferry Mursyidan Baldan, 61. Namun, sampai dikuburkan
semalam, tidak diketahui penyebab kematian dan kapan persisnya almarhum mengembuskan nafas
terakhir. Hanya ada informasi almarhum mengidap penyakit hipertensi dan
diabetes yang memang terkenal "silent killer". Mungkin itu salah satu pemicunya.
Tampak sehat
Kamis (1/12/2022) pagi Kang Ferry
-- begitu ia kerap disapa -- masih menghadiri Wisuda Akademi Bakti Kemanusiaan
Palang Merah Indonesia (PMI), di Gedung Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan.
Beberapa kawannya melihat dia tampak sehat dan ceria sampai ia meninggalkan
acara. Esok hari Jumat (2/12/2022) pukul 13:43 WIB, Ferry ditemukan petugas
keamanan telah wafat di dalam mobilnya di area parkir gedung itu.
Polisi menyatakan tidak ada
indikasi pidana, keluarga menganggap tidak perlu otopsi. Penulis melihat foto
di dalam mobil itu. Kang Ferry dalam posisi tertidur duduk di depan setir.
Kematian indah dalam keadaan tertidur menurut ahli agama. Tanpa bantuan dokter,
dan tidak merepotkan siapapun.
Tampaknya itulah yang menjelaskan
mengapa Jumat (2/2/2022) malam, diantar iringan doa keluarga, kerabat, kawan
sahabat jenazah almarhum langsung dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU)
Karet Bivak, Jakarta Pusat. Hanya beberapa jam disemayamkan di rumah.
Jenazah Kang Ferry memang
ditemukan lebih 24 jam setelah diketahui meninggalkan acara Palang Merah
Indonesia Kamis (1/12/2022) pukul 11:00 WIB.
Keberadaan Kang Ferry pada acara
PMI dikonfirmasi oleh Husain Abdullah, Juru Bicara mantan Wakil Presiden
Jusuf Kalla dan Sasongko Tedjo, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat.
Husein Abdullah melihat Kang Ferry
sekitar jam 10 pagi, sedangkan Sasongko jam 11 siang. "Saya duduk di
sebelah beliau di Bidakara sebelum dia ke luar meninggalkan ruangan. Saya
sempat tanya mau ke mana Pak, tapi dia hanya menoleh tak menjawab sambil
berjalan ke luar. Rupanya beliau mau pergi untuk selamanya," kata
Sasongko.
Husain Abdullah, Sasongko Tedjo
dan Kang Ferry ketiganya duduk sebagai pengurus PMI Pusat.
Dramatis
Betapapun tidak ada yang
menyangka Kang Ferry akan pergi secepat
itu apalagi dengan kejadian yang
sedramatis itu. Mau tidak percaya, tapi faktanya begitu. Rabu pagi, dua
hari lalu, penulis juga masih saling menyapa dengan Kang Ferry di jalur pribadi
WA (WhatsApp). Ferry memberitahu telah menerima undangan resepsi pernikahan
putri bungsu penulis pada hari Minggu, 11 Desember mendatang.
"Ass wr wb Bang IB yang baik,
Alhamdulillah, undangan untuk tgl 11-12-22 sudah sampai. Terima Kasih, Insha Allah siap hadir," tulisnya.
Kabar duka Kang Ferry menyebar
Jumat siang sekitar pukul 15:00 WIB di berbagai grup WA komunitas wartawan. Di
WAG "Komengsong" diposting pertama kali oleh Husain Abdullah, di mana
Kang Ferry termasuk membernya. Komengsong merupakan WAG yang menjadi saluran
komunikasi dan interaksi lintas profesi
yang diklaim oleh adminnya, wartawan senior Timbo Siahaan, paling demokratis di
Indonesia.
Di Komengsong ada sejumlah menteri,
pengusaha, wartawan senior, dan sejumlah pemimpin redaksi. Saat memposting
berita duka itu, Husein dalam nada yang masih mengandung keraguan. Husain
Abdullah hanya memforward berita sambil bertanya "Apakah ada yang baru-baru
ini kontak dengan Ferry?" Beberapa
saat kemudian berita duka itu tak terbendung. Semakin mendapatkan kepastian
kebenarannya.
Innalillahi Wainnailaihi
Rojiun.
Orang baik yang sangat
menyenangkan dalam pergaulan sosial dan politik itu telah pergi selamanya. Ia
meninggalkan seorang istri: Hanifah Husein. Rasanya sulit dipercaya. Tapi kita
tak berdaya karena takdir kematian memang sudah menjadi ketentuan Ilahi Rabbi.
Sudah menjadi kewenangan absolut Allah SWT.
Ferry kelahiran 16 Juni 1961
adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional (27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016). Sebelum
itu, Ferry adalah anggota Komisi II DPR-RI
periode 2004-2009 sekaligus Ketua Pansus Rancangan Undang-Undang Pemilu.
Kita ketahui kemudian setelah meninggalkan Partai Golkar Kang Ferry ikut
memelopori pembentukan Partai Nasdem.
Bintang Komengsong
Di WAG "Komengsong"
Ferry termasuk "bintang lapangan" bersama Said Didu, Saleh Husin,
Tantowi Yahya, Suryopratomo, Karni Ilyas, dan Arifin Asydhad. Jika mereka
"mentas" bahas bola, bahas club berjersey merah menyala atau biru
pucat, semua member tinggal "gelar tikar". Bisa pagi ketemu pagi
mereka tayang dan bikin kita ketawa guling- guling.
Tanpa mereka, serasa WAG itu
biasa-biasa saja
Dalam kegiatan olahraga jalan pagi
yang sering diselenggarakan Komengsong, Ferry tidak pernah absen. Penggerak
canda- canda gembira. Tidak heran sejak kabar duka beredar, praktis sejak itu
WAG Komengsong berkabung. Silih berganti anggota memposting foto dan kisah
kenangan bersama Kang Ferry dan ucapan duka cita mendalam.
Menlu Retno Marsudi, Menkes Budi
Gunadi Sadikin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ipang Wahid, Triawan Munaf,
Saleh Husin, Karni Ilyas, Said Didu, Nurul Arifin, Dubes RI untuk AS Rosan
Roeslani, untuk menyebut beberapa nama
yang menyampaikan rasa kehilangan.
"Good man gone too soon. Saya
bersaksi almarhum Ferry Mursyidan Baldan adalah orang baik. Semoga lancar
jalannya menuju Surga. Innalillahiwainnailaihirojiun," ucap Tantowi Yahya.
Selamat jalan Kang Ferry. Insya
Allah Husnul Khotimah. (***)
Penulis adalah wartawan senior.
0 Comments