Penumpang pesawat yang terdampar di Teluk Jakarta ditolong petugas Basarnas. (Foto: Istimewa) |
Tahun ini AFE dilaksanakan fokus untuk memperkuat kerja sama
dan koordinasi seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) di bandara maupun di
luar bandara.
AFE melibatkan Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara,
Otoritas Bandara Wilayah I, Basarnas, maskapai, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes), AirNav Indonesia, operator rumah sakit,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri termasuk Korps Kepolisian Air
dan Udara (Polairud) dan Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL.
Executive General Manager Bandara Internasional
Soekarno-Hatta Dwi Ananda menuturkan skenario latihan pada AEE 2022 disusun
untuk menguji dan memperkuat kerja sama serta koordinasi seluruh pihak di
Bandara Internasional Soekarno-Hatta sehingga sigap dalam menghadapi keadaan
darurat.
Dwi Ananda mengatakan skenario yang dijalankan dalam AEE ini
adalah Aircraft Ditching yang berarti pendaraan darurat pesawat di atas
permukaan air.
“Tujuan skenario ini adalah agar setiap unit di AP II dan
seluruh stakeholder terkait dapat berkoordinasi dengan baik sesuai fungsi,
tugas, dan tanggung jawab dalam penanggulangan musibah penerbangan yang terjadi
di luar bandara.”
“Skenario Aircraft Ditching adalah yang pertama dilakukan
dalam AEE di bandara-bandara AP II. Diskenariokan ada satu pesawat terbang dari
Bandara Depati Amir menuju Bandara Soekarno-Hatta membawa 43 penumpang dan 7
kru pesawat, kemudian pesawat mengalami gangguan fuel distribution,” ujar Dwi
Ananda.
Pilot kemudian menginformasikan kepada ATC (air traffic
controller) terkait adanya gangguan fuel distribution, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan laporan ke unit Airport Rescue & Fire Fighting
(ARFF) Bandara Soekarno-Hatta dan dilakukan koordinasi internal AP II. Tim ARFF
lalu bersiap di sisi udara bandara untuk memberikan bantuan.
Namun, pilot memberikan informasi kembali bahwa terjadi
engine failure sehingga pesawat tidak mungkin sampai ke bandara dan harus
melakukan Airport Ditching di Teluk Jakarta.
Mendengar informasi terbaru tersebut maka AP II kemudian
menerjunkan tim ARFF langsung ke Teluk Jakarta untuk turut membantu
penanggulangan kondisi darurat termasuk evakuasi para penumpang dan kru
pesawat, bersama dengan BASARNAS, BPBD, tim kesehatan, SATROL TNI AL, Polairud dan
berbagai instansi lainnya.
“Keputusan-keputusan penting termasuk menerjunkan tim ARFF
ke lokasi Aircraft Diching, lalu penanganan korban, lalu lintas penerbangan,
serta operasional terminal dan lain sebagainya dilakukan dengan berkoordinasi
bersama stakeholder di dalam ruang EOC (Emergency Operation Center),” ujar Dwi
Ananda.
Dwi Ananda menuturkan berdasarkan dari latihan yang
dilakukan dapat diketahui bahwa koordinasi erat sudah terjalin di antara
stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta dalam menangani keadaan darurat termasuk
skenario Airport Ditching yang kejadiannya di luar wilayah bandara.
“Standar prosedur sudah dijalani dengan baik oleh para
stakeholder dalam latihan penanggulangan keadaan darurat atau AEE ini.
Mayoritas prosedur dalam dokumen Airport Emergency Plan sudah diakomodir dengan
baik. Kami berterima kasih atas dukungan dari seluruh pihak atas berjalannya
dengan baik latihan ini untuk tetap mengasah kemampuan setiap pihak dalam
menghadapi situasi apa pun,” ujar Dwi Ananda.
AEE juga bertujuan untuk mendapatkan data tentang
keefektifan dari dokumen penanggulangan keadaan darurat bandara. (*/rls)
0 Comments