Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (tengah) dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kiri) dan Youtuber Deddy Corbuzier (kanan). (Foto: Istimewa) |
Fokus Pemerintah, kata Bambang, mempercepat migrasi sepeda
motor listrik sangat tepat. Mengingat dari sekitar 149,7 juta unit kendaraan
yang ada di Indonesia, sebanyak 119-133 juta unit di antaranya merupakan sepeda
motor. Diperkirakan setiap tahunnya, 1 unit sepeda motor menghabiskan sekitar
Rp 3,7 juta hingga Rp 5 juta subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak).
Target 2 juta hingga 13 juta unit sepeda motor listrik
sangat mudah direalisasikan. Mengingat pangsa pasarnya sangat luas, dari jumlah
ojek online (Ojol) saja sudah mencapai sekitar 4 juta pengemudi. Pemerintah
bisa bekerjasama dengan pengemudi Ojol, memberikan sepeda motor listrik yang
layak pakai, dengan cicilan yang tidak memberatkan.
"Perusahaan Bike Smart Elektrik (BS Elektrik) sebagai
penyedia sepeda motor listrik pernah menghitung,” tutur Bambang Soesatyo
(Bamsoet) dalam Focus Group Discussion B20 Side-Event Ready To e-Move: Menuju
Pencapaian Target Presiden 2 Juta Sepeda Motor Listrik di Indonesia,
diselenggarakan Kantor Staf Khusus Presiden (Diaz Hendropriyono) bekerjasama
dengan B-20 Indonesia 2022 yang diorganisir oleh KADIN Indonesia, di Jakarta,
Selasa (4/10/22).
jika bekerjasama dengan Ojol, kata Bamsoet, mereka bisa
memberikan cicilan Rp 5 ribu per hari, sehingga tidak memberatkan Ojol. Dengan
bermigrasi ke sepeda motor listrik, kehidupan Ojol juga bisa terbantu karena
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk service kendaraan, sehingga bisa dialihkan
untuk memenuhi pendidikan, kesehatan, ataupun kebutuhan hidup lainnya.
Hadir antara lain; Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono,
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Tenaga Kerja Afriansyah
Noor, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Dirjen Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronik Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier,
serta Key Opinion Leader dan Youtuber Deddy Corbuzier.
Ketua DPR RI ke-20 itu ini mendukung langkah Presiden Joko
Widodo yang sudah menerbitkan Perpres No. 55/2019 tentang Percepatan Program
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Presiden
telah pula menandatangani Inpres No.7/2022 tentang Penggunaan Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau
Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Kedua
kebijakan ini menjadi stimulan penting dalam mendorong pertumbuhan kendaraan
listrik di Indonesia.
"Untuk mempercepat migrasi kendaraan listrik, Pemerintah
perlu menunjuk instansi yang menjadi leader, yang fokus mengerjakan satu hal
tertentu. Misalnya, ada yang fokus di baterai, fokus SPKLU (Stasiun Pengisian
Kendaraan Listrik Umum), fokus di home industry yang menyiapkan kebutuhan fisik
kendaraan dari mulai body, knalpot, dan sparepart lainnya,” tutur Bamsoet.
Dengan demikian, kata Bamsoet, tidak lagi bergantung kepada
impor dari China sekaligus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
sepeda motor listrik yang diproduksi di dalam negeri mencapai 60 persen. Seluruh
instansi/unit tersebut harus saling bersinergi, agar percepatan migrasi
kendaraan listrik bukan sekadar wacana di atas kertas, melainkan bisa
terealisasi dengan cepat.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan
Keamanan KADIN Indonesia itu menjelaskan komitmen nasional mempercepat migrasi
kendaraan listrik akan mendatangkan banyak keuntungan bagi bangsa. Antara lain
mengurangi polusi/pencemaran udara, mengingat 60 persen kontributor pencemaran
atau polusi udara di Indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor.
"Sekaligus mengurangi beban subsidi BBM oleh negara,
mengingat pada anggaran 2022, besarnya subsidi BBM dan kompensasi akan mencapai
Rp 689 triliun. Hal ini melebihi yang dianggarkan Pemerintah dalam APBN 2022
senilai Rp 502,4 triliun. Serta meningkatkan ketahanan energi nasional dan
menekan ketergantungan impor migas, sekaligus merealisasikan komitmen untuk
menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030 dan bahkan 0 persen tahun
2060," jelas Bamsoet.
Bamsoet menerangkan pangsa pasar motor listrik di level
global sangat menjanjikan. Hingga akhir tahun 2022, pangsa pasar motor listrik
global diproyeksikan mencapai 17,25 miliar US dollar atau Rp 257,6 triliun.
Sedangkan pada tahun 2030, diproyeksikan meningkat hingga 30,52 miliar US dollar
atau Rp 455,7 triliun. Secara global, jumlah pengguna kendaraan listrik pada
2021 telah meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 2019. World Economic
Forum menyebutkan bahwa setiap tahun penjualan mobil listrik meningkat sebanyak
30 persen dalam dekade terakhir.
"Indonesia harus bisa menjadi pemain utama, mengingat
kita memiliki banyak keunggulan. Misalnya, merujuk data US Geological Survey,
cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton, dan menjadi yang terbesar
40 persen dari total cadangan nikel di dunia,” ungkap Bamsoet.
Jika dikelola dengan optimal, kata Bamsoet, Indonesia akan
menjadi pemain utama supplier baterai kendaraan listrik. BRIN sedang
mempercepat kajian riset sistem otonom kendaraan berbasis baterai, bahkan
pengembangan teknologi masa depan yakni charging tanpa kabel. Berbagai langkah
inovasi akan menjadi kunci bagi kemajuan industri kendaraan listrik Indonesia
di masa depan. (*/pur)
0 Comments