Bambang Soesatyo memperhatikan helm berbahan serat tandan kosong kelapa sawit. (Foto: Istimewa) |
Misalnya, alat penangkal radar yang dikembangkan oleh
Bambang Riyanto, Akhiruddin Maddu, dan Esa Ghanim Fadhallah. Berbentuk
lempengan plastik setebal 0,4 sentimeter berbahan dasar chitosan (cangkang
udang) dan hidroksiapatit (material tulang ikan).
"Penggunaan alat penangkal radar tersebut ditempelkan
di alutsista untuk menyerap gelombang radar, sehingga kendaraan militer dalam
beroperasi tidak akan terjangkau radar karena gelombangnya tidak
terdeteksi," ujar Bamsoet saat meninjau berbagai temuan inovasi yang
dikembangkan IPB University bersama Rektor IPB University Prof. Arif Satria, di
Kampus IPB University, Bogor, Rabu (3/8/2022).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI Bidang
Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan selain itu ada juga temuan baju anti
peluru dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang ditemukan oleh Dr.
Siti Nikmatin, peneliti IPB University dari Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Dr. Siti Nikmatin berhasil
membuat helm ramah lingkungan, Green Composite (GC), yang menggunakan filler
serat TKKS pada ukuran mikropartikel.
"Kelebihan helm tersebut terletak pada seratnya.
Meskipun banyak helm yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), namun tidak
ada yang memiliki serat dalam bahannya. Serat dalam helm ini berfungsi untuk
menyerap tumbukan yang terjadi ketika terjadi kecelakaan," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum,
Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, berbagai temuan
tersebut membuktikan bahwa anak bangsa memiliki kemampuan dalam memproduksi
berbagai kebutuhan militer penunjang alutsista. Karenanya, pemerintah melalui
Kementerian Pertahanan, TNI-Polri, hingga holding BUMN industri pertahanan
nasional, harus bergandeng tangan menindaklajuti berbagai temuan inovasi dari
IPB University.
"Sehingga berbagai hasil temuan tersebut tidak hanya
menjadi prototype maupun diproduksi dalam skala kecil. Melainkan bisa
dikembangkan dan diproduksi secara massal untuk memperkuat industri pertahanan
nasional dalam negeri. Sekaligus memotivasi para peneliti dan mahasiswa, agar
bisa lebih banyak lagi melahirkan temuan di berbagai bidang lainnya, termasuk
di bidang militer," pungkas Bamsoet. (*/pur)
0 Comments