Menteri Pertanian M. Yasin Limpo saat memimpin rapat di kantornya. (Foto: Istimewa) |
"Bapak Menteri menyampaikan saat ini di beberapa daerah
telah terjadi penyembuhan secara signifikan, tingkat kematian sedikit," ujar
Agus Tauchid di Kota Serang, Kamis (19/5/2022).
Agus Tauchid mengatakan hal itu pada Rapat Koordinasi
(Rakor) secara langsung dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Gedung
A Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Rakor itu merupakan undangan langsung dari Mentan kepada Pemprov
Banten terkait upaya intensif penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang
menyerang hewan ternak berkuku genap yang saat ini sedang mewabah di Indonesia
dan terdeteksi di 14 provinsi.
Agus menerangkan PMK itu memang ada namun sedang dalam
proses penyembuhan dan berita baiknya tingkat kematiannya rendah.
Dikatakan Agus, khusus untuk Provinsi Banten sudah
dilaporkan ke Mentan terdapat dua ekor sapi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
yang terindikasi terjangkit PMK. Namun saat ini sudah ditangani dengan baik dan
sekarang dalam kondisi sudah sembuh.
Dijelaskan Agus, dua ekor sapi yang suspect itu berpotensi
menyebar ke populasi dalam satu kandangnya yakni terdapat sekitar 47 ekor sapi.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan, saat ini kondisi semua ternak sudah sehat
dengan treatment yang telah dilakukan,
"Sehingga para peternak tidak perlu panik jika ada
ternaknya terindikasi PMK. Oleh karena, kami sudah menyiapkan hotline cepat
untuk penanganan persoalan ini ke nomor 082112918901," ucapnya.
Dikatakan Agus, walaupun tingkat kesakitannya tinggi,
penyakit ini tingkat kematiannya rendah. Kecuali pada hewan muda. Oleh karena
itu pemberian multivitamin dan desinfeksi lingkungan secara rutin serta
penerapan biosecurity dapat meminimalisir penularan penyakit ini.
"Karena status positif PMK dapat ditetapkan setelah ada
hasil pengujian dari Pusvetma sebagai
laboratorium rujukan PMK di Indonesia," katanya.
Diakui Agus, pihaknya sebagaimana arahan dari Bapak Pj
Gubernur Banten Al Muktabar sangat serius melakukan berbagai cara dalam rangka
upaya pencegahan dan penanganan wabah PMK ini, apalagi saat ini menghadapi Idul
Qurban.
"Pak Mentan memberikan amanat agar penanganannya harus
serius jangan sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat," jelasnya.
Dikatakan Agus, keseriusan itu penting dilakukan sebab jika
dibiarkan akan menimbulkan dampak pada perdagangan ternak, termasuk potensi
adanya berbagai pihak yang bisa saja memanfaatkan situasi mengambil keuntungan
sempit di dalamnya.
"Mentan mengajak semua pihak terlibat dalam penanganan
PMK, melalui antisipasi, adaptasi, dan kolaborasi. Selanjutnya ada tiga agenda
aksi yakni agenda temporary/transisi, agenda permanen," ucapnya.
Selain itu, beberapa hal harus sangat diperhatikan saat ini
di antaranya pendirian posko/crisis center di setiap daerah, pengetatan
lalulintas hewan terutama dari daerah terinfeksi ke daerah bebas. Lalu stok
obat-obatan dan vitamin harus cukup, utamanya di daerah terinfeksi.
"Setiap daerah harus melaksanakan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) kepada peternak, pelatihan atau refresher bagi para petugas
lapang, pengendalian pemotongan hewan di RPH (Rumah Potong Hewan) serta tidak
boleh menimbulkan kepanikan di masyarakat," tuturnya. (*/pur)
0 Comments