Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Walikota Dan Kapolrestro Tangerang Berikan Solusi Kegiatan SOTR

Kombes Pol Komarudin, Gatot Wibowo, 
Arief R. Wismansyah, dan Mus Mulyadi. 
(Foto: Istimewa) 


NET - Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah bersama Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo dan Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Komarudin hadiri undangan diskusi Ngobrol Pintar Isu di Tengah Masyarakat (Ngopi Item) yang diselenggarakan Kelompok Kerja Wartawan Harian Tangerang Raya (Pokja WHTR) di Tangcity Mal, Jalan Jenderal Sudirman, Jumat (8/4/2022).

Diskusi yang dipandu oleh Mus Mulyadi wartawan Radio Elshinta yang juga Ketua Panitia Ramadhan Pokja WHTR tersebut berfokus ke pembahasan terkait Larangan Sahur On The Road (SOTR), Maslahat atau Mudharat yang kerap menjadi perbincangan di masyarakat khususnya di Kota Tangerang.

Arief mengatakan makna sahur on the road yakni sedekah atau berbagi di bulan penuh berkah, namun yang terjadi pergeseran kegiatan. Yakni bermula membagikan makanan sahur berubah menjadi ajang kumpul-kumpul oknum kelompok untuk adanya terjadi tawuran serta anarkisme lainnya.

"Kejadian ini sering terjadi kepada anak-anak sekolah. Kami pun tidak ingin ada masyarakat kita yang menjadi korban hanya karena mereka terjadi benturan," ujar Arief.

Arief menuturkan saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang bersama kepolisian terus berupaya menciptakan wilayahnya agar menjadi nyaman, aman, dan harmonis.

"Sejauh sebelum memasukin Ramadhan, kami sudah melakukan apel gabungan guna mempersiapkan dan mengerahkan petugas untuk keamanan masyarakat dan kota ini. Hanya untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat ini tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah dan kepolisian saja, tapi kita semua terlebih kepada para orang tua dalam mendidik anak-anaknya," jelasnya.

Menurut Arief, pihaknya bisa saja memantau semua kegiatan dari kelompok-kelompok yang membuat kericuhan di Kota Tangerang. Namun, saat ini pihaknya lebih cenderung kepada pemantauan terhadap pihak sekolah serta para guru.

"Kalau ada SMP Negeri yang tawuran, Kepseknya (kepala sekolah-red) saya copot. Bagi yang swasta BOP (biaya operasional pendidikan) kita pending. Karena saat ini senakal apapun tidak lagi dikeluarkan, karena seburuk apapun dia adalah masa depan kita. Makanya Dindik (Dinas pendidikan-red) berikan tugas yang lebih intens lagi," katanya.

Sementara, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Komarudin menjelaskan pihaknya menerjunkan sebanyak 250 personel untuk melakukan pengawalan bagi masyarakat yang membutuhkan dalam pemberian makanan saat sahur. Hal itu dapat menjadi salah satu solusi saat larangan kegiatan sahur on the road (SOTR) digemakan.

"Manakala ada yang ingin dibagikan ke masyarakat, dari kami akan bantu pengawalan. Ada 250 personel kami yang tersebar di 35 titik pos pemantauan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) siap dikerahkan, tinggal diinformasikan ke pihak kepolisian," ujar Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Komarudin.

Komarudin menuturkan alasan adanya pihaknya melakukan pengawalan guna menghindari terjadinya kejahatan jalanan atau street crime.

"Kalau mau bersedekah di bulan Ramadhan, lebih baik dengan cara-cara yang elegan untuk menghindari terjadinya gesekan atau gangguan Kamtibmas," katanya.

Menurut Kapolres, saat ini fenomena ajakan tawuran melalui media sosial dengan mengajak kelompok lainnya sudah tidak lazim ditemui. Maka dari itu, pihaknya melakukan berbagai upaya baik preventif dan preemtif untuk memantau aktifitas masyarakat pelaku kejahatan pada malam hari.

"Kami telah mendirikan 35 pos pantau. Petugas mulai berjaga di pos pemantauan mulai pukul 00.00-05.00 WIB, guna mencegah adanya gesekan hingga gangguan Kamtibmas lainnya," jelasnya.

Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo menjelaskan permasalahan yang kerap terjadi di kalangan anak muda membuat dewan mengusulkan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Inisiatif tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Selain itu, pihaknya pun akan membuat juga Raperda Peraturan Pendidikan tentang Penyelenggaraan Pesantren.

"Saya harap ke depan tenaga pendidik untuk bisa lebih memantau anak-anak didiknya walaupun dalam mendidik pelajar bukan hanya tanggung jawab pengajar tapi juga para orang tua dan lingkungan sekitar. Karena lingkungan yang baik menghasilkan generasi yang baik," ucap Gatot. (*/pur)

Post a Comment

0 Comments