Rapat daring Pengurus DK PWI bahas tentang kegiatan pencalonan legislatif. (Foto: Istimewa) |
"Silahkan, namun semua
yang akan maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres), Pemilu Kepala Daerah (Pilkada)
dan Pemilu legislatif harus mengundurkan diri," tutur Ketua DK PWI Ilham
Bintang seusai rapat secara virtual yang diikuti oleh Sekretaris Sasongko
Tedjo, Anggota Tri Agung Kristanto, Asro Kamal Rokan, dan Rajapane Kamis ( 31/3/2022
).
DK PWI perlu mengingatkan itu sejak awal karena Komisi Pemilihan Umum 2024
bakal memulai tahapan pendaftaran bacaleg parpol pada Mei 2022 mendatang. Dalam
PD/PRT PWI bahkan ditegaskan menjadi tim
sukses kontestasi politik saja pun harus mengundurkan diri.
DK PWI mencatat
berdasarkan pengalaman terdahulu banyak pengurus PWI yang kemudian
menjadi calon legislatif. Secara etika hal yang sama berlaku bagi anggota PWI yang menjadi pejabat di
pemerintahan seperti duta besar, dirjen atau komisaris Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) sementara non aktif dulu dengan kegiatan kewartawanan.
"Kita tentu bangga dengan kiprah beberapa wartawan dan
pengurus PWI yang dipercaya dan memperoleh tugas penting. Namun demi tetap
menegakkan marwah organisasi dan tidak membingungkan masyarakat, jangan merangkap pekerjaan wartawan," ujar Tri Agung Kristanto yang belum lama terpilih
sebagai anggota Dewan Pers.
Dalam rapat tersebut Dewan Kehormatan juga menyoroti masih
banyak tindakan pengurus maupun anggota PWI yang berpotensi merendahkan
martabat profesi. Berdasar analisis hal
tersebut disebabkan masih rendahnya pemahaman maupun kesadaran terhadap
nilai nilai etika, kode Perilaku wartawan dan Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers.
Maka DK berpendapat perlu ada sosialisasi yang lebih masif
didukung oleh Dewan Pers. Termasuk melalui mekanisme Uji Kompetensi Wartawan.
Di sisi lain, perkembangan media dan Pers yang seperti menghadapi kerancuan di
tengah disrupsi media haruslah membuat wartawan berupaya agar kepercayaan dan
keutamaan produk produk jurnalistik yang dihasilkan wartawan yang beretika dan
profesional tetap berada di arus utama. Meskipun ada kecenderungan pula
terjadinya pertautan atau kolaborasi dengan media sosial.
"Sudah menjadi hal yang biasa ketika berita pun
akhirnya muncul di platform media social," kata Tri Agung Kristanto.
Pada situasi seperti itu, menurut Sekretaris DK Sasongko Tedjo, tugas berat
dihadapi Dewan Pers, organisasi media maupun organisasi wartawan untuk tetap
konsisten menjaga marwah Pers sehingga tetap dipercaya masyarakat.
DK mengharapkan agar PWI sebagai organisasi wartawan yang
terbesar dan tertua mampu mengelola dengan baik kelembagaannya agar kompetensi
dan kredibilitas wartawan tetap terjaga. Walaupun lanskap media makin
menghadapi kerancuan namun harapan dan titik terang selalu ada.
“Untuk itu, harus benar benar bisa membedakan mana produk jurnalistik dan mana yang bukan.
Walaupun akhirnya wartawan harus merelakan ketika berita pun menjadi bagian
dari konten media social,” ucap Tedjo. (*/rls)
0 Comments