Jembatan Raden Aria Wangsakara. (Foto: Istimewa) |
Anggaran yang digelontorkan Pemprov Banten untuk pembangunan
jembatan Bogeg ini sebesar Rp. 165 miliar. Jembatan ini akan menjadi icon baru
Provinsi Banten setelah Kawasan Kesultanan Banten di Banten Lama dan Banten
International Stadium. Hal ini diperkuat dengan penggunaan ornamen khas Banten,
seperti batik Banten dan juga ukiran batik Mandalika pada sisi-sisi jembatan.
Pada jembatan dengan panjang 78 meter dan lebar 33 meter itu
ada delapan lajur jalan. Setiap arahnya terdiri dari empat lajur jalan yang
akan memperlancar kendaraan.
“Jalannya cukup lebar dan panjang, bisa empat jalur, kanan
kiri delapan jalur,” ucap Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) ketika meninjau
jembatan, Rabu (16/3/2022).
Menurut rencana, jembatan itu diresmikan pada Selasa (29/3/2022)
dan akan diberi nama baru dengan nama pahlawan Nasional asal Banten yakni Raden Aria Wangsakara.
Pahlawan Nasional Raden Aria Wangsakara diresmikan menjadi pahlawan nasional
oleh Presiden Jokowi atas jasa-jasanya dalam berperang membela Kesultanan
Banten dari serangan VOC Belanda pada 1654 di perbatasan Banten-Jakarta.
Berdasar data buku Banten Sejarah dan Peradaban karya
Guillot, Ibunda Raden Aria Wangsakara adalah Nyai Mas Cipta Surasowan. Dia
adalah cucu dari Pangeran Sanghyang Surajaya bin Prabu Surosowan yang bertahta
di Banten Lama sebelum digantikan oleh Sultan Maulana Hasanudin.
Sultan Maulana Hasanuddin adalah sama-sama cucu Prabu Surosowan.
Nyai Mas Cipta dinikahkan dengan Pangeran Wiraraja dari Kerajaan Sumedang
Larang dan memiliki putra Raden Aria Wangsakara, atau masyarakat Kabupaten
Serang Timur di Tanara, Lempuyang, Binuang memanggilnya dengan sebutan Raden
Kenyep Aria Wangsakara.
Raden Aria Wangsakara menikahi dua cucu Sultan Maulana
Hasanudin yaitu Ratu Maimunah binti Tubagus Idham dari Kresek dan Ratu Zakiyah
binti Ratu Salamah binti Sultan Abul Mafakhir dari Kenari Kasemen. (*/pur)
0 Comments