Rumah warga yang rusak akibat gempa. (Foto: Istimewa) |
Hal itu dilakukan belajar dari peristiwa sebelumnya, Pemprov
Banten sudah menyiapkan berbagai skema dalam rangka mengantisipasi terjadinya
bencana alam yang dimungkinkan terjadi di wilayah Provinsi Banten.
"Sampai saat ini, kami masih mendata berapa jumlah
kerusakan bangunan rumah dan yang lainnya di lokasi," ungkap Gubernur WH.
"Gempa yang sering terjadi beberapa tahun terakhir
dengan kekuatan yang tidak terlalu besar ini merupakan bentuk cicilan gempa,
sehingga potensi gempa besar yang diprediksi oleh para ahli tidak terjadi.
Mudah-mudahan ini gempa terakhir," jelas Gubernur WH.
Selain itu, kata Gubernur WH, belajar dari pengalaman tahun
sebelumnya, saat ini kesiap-siagaan Pemprov Banten terus ditingkatkan. Termasuk
berbagai skema pencegahan seperti mengoptimalkan selter yang ada, early warning
sistem yang sudah berjalan dengan baik, penyediaan titik-titik evakuasi serta
berbagai sosialisasi evakuasi kepada masyarakat.
"Masyarakat di lokasi bencana juga sudah diamankan di
tempat evakuasi yang sudah disediakan oleh kami (Pemprov Banten, red). Selain
itu, kami sudah menerjunkan tim ke lokasi bencana," ujarnya.
Hal itu dilakukan, kata Gubernur, sebagai bentuk ketanggap-bencanaan
yang dilakukan Pemprov Banten yang bekerjasama dengan Pemda setempat.
WH mengungkapkan di beberapa titik wilayah yang rawan gempa
Pemprov Banten sudah menggalakkan program rumah tahan gempa. Program itu sudah
dilakukan sejak tiga tahun terakhir dan sampai saat ini masih terus dilakukan.
Diungkapkan WH, masyarakat sekitar sudah melakukan evakuasi
secara mandiri. Karena Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengumumkan
tidak ada potensi tsunami, biasanya masyarakat menunggu sampai dua jam di
tempat evakuasi.
"Setelah dua jam tidak ada gempa lagi, biasanya
masyarakat akan kembali ke rumahnya masing-masing," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan pasca terjadi
gempa tersebut Gubernur Banten WH langsung memerintahkan BPBD Provinsi Banten
untuk langsung terjun ke lokasi bencana. Atas perintah tersebut pihaknya sudah
menerjunkan sejumlah personil ke titik lokasi bencana.
"Masyarakat juga sudah diimbau untuk tidak mendekati
atau berdiam diri di rumah, harus melakukan evakuasi ke tempat yang sudah
ditentukan," katanya.
Nana menjelaskan ada beberapa kerusakan baik bangunan
rumah masyarakat maupun bangunan sosial termasuk juga tempat ibadah
di beberapa lokasi di dekat pusat gempa seperti di Kecamatan Sumur, Cibaliung,
Panimbang, Munjul, Sukaresmi serta beberapa kecamatan lainnya
"Untuk jumlahnya masih dalam proses pendataan oleh BPBD
di daerah. Tapi kalau untuk korban jiwa tidak ada, hanya ada yang luka-luka
saja karena reruntuhan gedung," jelasnya.
Nana mengakui gempa yang terjadi sore tadi sampai lima kali
gempa susulan. Namun yang paling besar itu gempa pertama.
Untuk diketahui, Provinsi Banten dilanda gempa tektonik
sekitar pukul 16.05 WIB dengan kekuatan magnitudo 6,7 skala richter dengan
pusat gempa di 132 kilometer (Km) laut Barat Daya dengan kedalaman 40 km.
Kepada masyarakat di lokasi terdampak diimbau agar tetap
tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan
oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan
gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan
kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah masing-masing. (*/pur)
0 Comments