Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jubir: Bahagiakan Warga, Gubernur Banten Terus Genjot Pembangunan

Rakyat ketika bertemu Gubernur Banten H. 
Wahidin Halim terlihat bahagia dan gembira
pada suatu kesempatan acara.
(Foto: Istimewa)  


NET - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Kebahagiaan 2021. Hasilnya, Banten masuk 10 besar pada angka 69,08 persen menjadi daerah dengan indeks kebahagiaan paling rendah se-Indonesia. Kemudian disusul oleh Bengkulu 69,74, Papua 69,87, Nusa Tenggara Barat 69,98, Jawa Barat 70,23, Nusa Tenggara Timur 70,31, Sumatra Utara 70,57, DKI Jakarta 70,68, Aceh 71,24, dan Sumatra Barat 71,34.

Menurut BPS, pada 2021 tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia diukur dari tiga dimensi yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (eudaimonia).

Menanggapi soal indeks kebahagiaan Banten terendah se-Indonesia, Ujang Giri Juru Bicara Gubernur Banten  menyampaikan bahwa kebahagiaan dapat dilihat dari aspek kesejahteraan sosial.

"Menurut saya, ukuran kebahagiaan seseorang itu bisa dilihat dari aspek kesejahteraan social," ujar pria yang akrab disapa Ugi kepada wartawan di Kota Serang, Jumat (31/12/2021).

Menurut Ugi, masyarakat Banten bisa dinilai bahagia berdasarkan kesejahteraan sosial atau tingkat kemiskinan Banten yang sangat rendah.

"Kesejahteraan sosial bisa jadi ukuran juga seseorang bahagia atau tidak. Angka kemiskinan  Banten di atas rata-rata nasional, terendah kedua sepulau Jawa dan terendah kedelapan se-Indonesia. Kalau dilihat dari sisi kesejahteraan sosial masyarakat Banten lebih sejahtera karena tingkat kemiskinannya rendah dibanding provinsi lain," ujar Ugi berdalih.

Ugi menjelaskan maksud dari aspek lain diluar kesejahteraan sosial yaitu aspek pelayanan publik.

"Kebahagiaan seseorang juga dapat dilihat sejauh mana dirinya terlayani oleh pemerintah dalam pelayanan publik, apakah kepuasan publik tinggi atau rendah terhadap penyelenggaraan pemerintahan" ujar Ugi.

Ugi juga menjelaskan sejauh ini pelayanan publik yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak kepuasan publik.

"Pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemeintah Privinsi (Pemprov) Banten dibawah kepemimpinan Pak WH (Gubernur Banten Wahidin Halim-red) sangat baik. Masyarakat dapat menilai sendiri sesuai kewenangannya Pemprov Banten telah menorehkan prestasi. Tentunya demi membahagiakan warganya Pak WH terus genjot pembangunan, sehingga masyarakat Banten puas dan bahagia," ucap Ugi.

Menurut Ugi, ketika jalan mulus, pelayanan kesehatan bagus, pendidikan gratis hal itu dapat memicu terciptanya kepuasan publik yang berefek pada kebahagiaan.

"Pasti kita ikut bahagia ketika jalan mulus, pelayanan kesehatan bagus, biaya pendidikan gratis, pembangunan terus digenjot," tutur Ugi.

Berdasarkan data, jalan provinsi sepanjang 762,026 kilometer dan sebesar 98 persen dalam keadaan mantap. Jalan provinsi yang belum mantap ada di ruas Cipanas – Warung Banten, Kabupaten Lebak, yakni pada 2021 ini tahap pertama pembangunan jalan dan jembatan Ciberang kategori penanganan pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor. Sisanya tahap II sepanjang kurang lebih 20 kilometer akan dilanjutkan pembanguannnya pada 2022.

“Insya Allah jalan yang menjadi kewenangan provinsi ditargetkan mantap semua,” ujar Ugi meyakinkan.

Dari sisi pendidikan, SMA/SMK/SKH gratis tanpa dipungut biaya, juga pelayanan kesehatan masyarakat tidak mampu atau kelas 3 iurannya ditanggung oleh Pemerintah. (*/pur)

 

Post a Comment

0 Comments