Rakyat ketika bertemu Gubernur Banten H. Wahidin Halim terlihat bahagia dan gembira pada suatu kesempatan acara. (Foto: Istimewa) |
Menurut BPS, pada 2021 tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia
diukur dari tiga dimensi yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan
(affect), dan makna hidup (eudaimonia).
Menanggapi soal indeks kebahagiaan Banten terendah se-Indonesia,
Ujang Giri Juru Bicara Gubernur Banten
menyampaikan bahwa kebahagiaan dapat dilihat dari aspek kesejahteraan
sosial.
"Menurut saya, ukuran kebahagiaan seseorang itu bisa
dilihat dari aspek kesejahteraan social," ujar pria yang akrab disapa Ugi
kepada wartawan di Kota Serang, Jumat (31/12/2021).
Menurut Ugi, masyarakat Banten bisa dinilai bahagia
berdasarkan kesejahteraan sosial atau tingkat kemiskinan Banten yang sangat
rendah.
"Kesejahteraan sosial bisa jadi ukuran juga seseorang
bahagia atau tidak. Angka kemiskinan
Banten di atas rata-rata nasional, terendah kedua sepulau Jawa dan
terendah kedelapan se-Indonesia. Kalau dilihat dari sisi kesejahteraan sosial
masyarakat Banten lebih sejahtera karena tingkat kemiskinannya rendah dibanding
provinsi lain," ujar Ugi berdalih.
Ugi menjelaskan maksud dari aspek lain diluar kesejahteraan
sosial yaitu aspek pelayanan publik.
"Kebahagiaan seseorang juga dapat dilihat sejauh mana
dirinya terlayani oleh pemerintah dalam pelayanan publik, apakah kepuasan
publik tinggi atau rendah terhadap penyelenggaraan pemerintahan" ujar Ugi.
Ugi juga menjelaskan sejauh ini pelayanan publik yang
diberikan oleh Pemerintah Provinsi telah berjalan dengan baik dan memberikan
dampak kepuasan publik.
"Pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemeintah
Privinsi (Pemprov) Banten dibawah kepemimpinan Pak WH (Gubernur Banten Wahidin
Halim-red) sangat baik. Masyarakat dapat menilai sendiri sesuai kewenangannya
Pemprov Banten telah menorehkan prestasi. Tentunya demi membahagiakan warganya
Pak WH terus genjot pembangunan, sehingga masyarakat Banten puas dan bahagia,"
ucap Ugi.
Menurut Ugi, ketika jalan mulus, pelayanan kesehatan bagus,
pendidikan gratis hal itu dapat memicu terciptanya kepuasan publik yang berefek
pada kebahagiaan.
"Pasti kita ikut bahagia ketika jalan mulus, pelayanan
kesehatan bagus, biaya pendidikan gratis, pembangunan terus digenjot," tutur
Ugi.
Berdasarkan data, jalan provinsi sepanjang 762,026 kilometer
dan sebesar 98 persen dalam keadaan mantap. Jalan provinsi yang belum mantap
ada di ruas Cipanas – Warung Banten, Kabupaten Lebak, yakni pada 2021 ini tahap
pertama pembangunan jalan dan jembatan Ciberang kategori penanganan pasca
bencana banjir bandang dan tanah longsor. Sisanya tahap II sepanjang kurang
lebih 20 kilometer akan dilanjutkan pembanguannnya pada 2022.
“Insya Allah jalan yang menjadi kewenangan provinsi
ditargetkan mantap semua,” ujar Ugi meyakinkan.
Dari sisi pendidikan, SMA/SMK/SKH gratis tanpa dipungut
biaya, juga pelayanan kesehatan masyarakat tidak mampu atau kelas 3 iurannya
ditanggung oleh Pemerintah. (*/pur)
0 Comments