Warga mendatangani distributor gas. (Foto: Istimewa) |
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten
Babar Suharso mengatakan hal itu dilakukan guna memastikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat Banten tetap berjalan dengan baik dan maksimal di tengah kondisi
serangan kasus Covid-19.
Selain itu, kata Babar, kesiapsiagaan itu dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen medis seperti yang pernah
terjadi ketika varian Delta melonjak pada pertengahan 2021 lalu.
Babar Suharso mengungkapkan untuk tahun ini jika terjadi
kembali lonjakan kasus Covid-19, Pemprov Banten sudah dalam kondisi siap siaga,
karena pola penanganannya sudah terbangun.
"Kita tinggal melanjutkan saja pola yang sudah
dilakukan pada saat penanganan puncak lonjakan kasus Covid-19 pada 2021
lalu," ucap Babar Suharso.
Pada tahun lalu, berdasarkan arahan dari Gubernur Banten H. Wahidin
Halim (WH), Babar ditugaskan untuk membuka keran bantuan oksigen kepada
sejumlah distributor dan perusahaan seperti PT Chandra Asri dan PT Krakatau
Steel (Persero) yang ada di Provinsi Banten.
"Dukungan itu diperkuat dengan Instruksi Gubernur
(Ingub) yang beliau keluarkan, sehingga kami langsung melakukan koordinasi ke
Kementerian Perindustrian untuk meminta agar industri oksigen yang ada di
Provinsi Banten ikut membantu Pemprov Banten dalam menangani wabah Pandemi
Covid-19," jelasnya, Kamis (27/1/2022).
Dikatakan Babar, jika pada saat itu Gubernur WH tidak
tanggap dan cepat dalam mengambil keputusan, maka bisa dipastikan proses
penanganannya tidak akan semaksimal itu. Apalagi jika beban itu diberikan
kepada Satgas Covid-19 yang kala itu sedang fokus terhadap penanganan dan pencegahan
penyebaran virusnya.
"Akhirnya, karena ada dukungan yang begitu kuat dari
pimpinan, kami pun bergerak cepat. Dan pola seperti itu akan kami lakukan
kembali, jika terjadi lonjakan kasus yang luar biasa di Banten," katanya.
Diakui Babar, pada saat penanganan lonjakan kasus tahun
kemarin, Pemprov Banten mendapat kuota bantuan oksigen medis dari PT Chandra
Asri sebanyak 120 ton, ditambah dari dua distributor oksigen yang berada di
Serang dan Tangerang yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dari rumah
sakit rujukan.
Belum lagi dari PT KS, melalui anak perusahaannya PT Linde
Indonesia, yang menyiapkan depot isi ulang oksigen medis untuk penanganan
pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan dengan kapasitas mencapai 100 tabung
setiap harinya.
"Semua itu diberikan secara gratis kepada sejumlah
rumah sakit rujukan. Alhamdulillah sampai dua bulan berjalan dari Juli -
Agustus pasokan oksigen itu tidak habis. Keburu reda," ujarnya.
Babar menjelaskan secara nasional memang ada dua Satgas yang
dibentuk kala terjadi kenaikan kasus itu, Satgas penanganan Covid-19 dengan
Satgas oksigen. Di Provinsi Banten, berdasarkan arahan dari Gubernur WH,
kemudian dibentuk Satgas oksigen yang diketuai oleh Sekda Banten.
"Ke depan juga bisa dimungkinkan Ingub itu akan kembali
diperpanjang jika terjadi lonjakan kasus," tuturnya.
Babar mengungkapkan pola yang dilakukan Pemprov Banten
dalam penanganan lonjakan kasus itu dilihat sebagai sebuah langkah yang
responsif oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Maka dari itu, Pemprov Banten
mendapatkan predikat terbaik dalam kecepatan merespon dalam proses penanganan
kasus Covid-19.
"Cuma saja, kita tidak menonjolkan kinerjanya, tetapi
lebih kepada hasilnya yang kemudian bisa dirasakan langsung oleh masyarakat
luas," ungkapnya.
Di beberapa daerah ketika terjadi lonjakan kasus pada tahun
lalu, itu juga sama mengalami kepanikan yang luar biasa. Hanya proses
penanganannya yang berbeda.
Ada daerah yang meminta bantuan Corporate Social
Responsibility (CSR) kepada perusahaan atau distributor oksigen, ada juga
dengan mekanisme lainnya.
Tapi di Provinsi Banten berbeda. Atas perintah Gubernur WH
untuk meminta bantuan kepada perusahaan dan distributor oksigen yang ada
sebagai upaya penanganan Pandemi Covid-19, terlebih kala itu oksigen sedang menjadi
rebutan antara kebutuhan industri dengan medis.
"Kebutuhan oksigen untuk industri itu lebih mendominasi
dari pada medis, sekitar 70:30 persen. Namun karena sedang dalam kondisi kasus,
kami minta untuk industri ditahan dulu dan diprioritaskan kepada penanganan
Covid-19," jelas Babar.
Babar mengungkapkan Pemprov Banten akan semaksimal mungkin
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam sektor kesehatan. Sebagai tim
suporting Satgas Covid-19 memastikan kebutuhan oksigen akan terus aman dan
terpenuhi.
"Yang terpenting saat ini masyarakat harus lebih
disiplin lagi dalam menerapkan Prokes serta 3-M dalam aktivitas sehari-hari.
Dengan begitu, mudah-mudahan kita semua senantiasa dilindungi oleh Tuhan yang
Maha Kuasa," tuturnya. (*/pur)
0 Comments