H. Eko Chairudin dan Sopian perlihatkan proyek pembangunan MCK yang terlantar. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
Proyek PL (penunjukan langsung) senilai Rp. 199,86 juta
lebih berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Dirjen Cipta Karya dua bulan terakhir ditinggalkan begitu saja tanpa
penyelesaian.
“Inilah kondisi pembangunan MCK santriwati di Ponpes Al
Matiin ini. Ini pembangunan MCK
dibangun pada Agustus 2021 dari anggaran bantuan Kementerian PUPR Dirjen
Cipta Karya, dan anggaran tersebut diberikan melalui PUPR Dirjen Cipta Karya
PPK Provinsi Banten,” terang Pengurus Pondok Pesantren Al Matiin Kedaung H. Eko
Chairudin kepada TangerangNet.Com, Senin (15/11/2021).
Sudah dua bulan pembangunan MCK ini, kata Eko, ditinggalkan
dan dibiarkan terbengkalai. Perlu diketahui hanya untuk membangun MCK ini saja sudah
tiga kali ganti pemborong. Tapi semuanya hanya mengerjakan sedikit-sedikit saja
lalu pergi begitu saja hingga akhirnya pembangunan MCK santriwati Ponpes Al
Matiin ditelantarkan begini oleh pihak kontraktor.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Indonesia Hebat Bersatu
(IHB) Kota Tangsel Sopian saat dikonfirmasi menyatakan rasa kesedihannya yang
mendalam dengan kondisi terbengkalai pembangunan MCK putri tersebut. Kepada
pihak kontraktor untuk segera menyelesaikan kewajiban penyelesaian pembangunan
MCK tersebut sebelum dilaporkan kepada pihak Kejari Banten selaku mitra dan
Pengawas Pembangunan dan kantor
Kementerian PUPR Dirjen Cipta Karya.
"Ini MCK untuk para santriwati anak-anak yatim dan piatu
dari seluruh Indonesia. Kok tega-teganya mereka memainkan proyek pembangunan
untuk anak-anak kita para santriwati anak yatim piatu jadi seperti ini. Saya minta segera
selesaikan proyek pembangunan MCK ini,” ucap Sopian.
Jika tidak, kata Sopian, Perkumpulan Indonesia Hebat Bersatu
Kota Tangsel bersama pengurus Ponpes Al Matiin akan melaporkannya kepada Kejari
Banten dan Kementerian PUPR Dirjen Cipta Karya di Jakarta.
Eko Chairduin mengatakan Ponpes Al Matiin Kedaung Pamulang
dibangun untuk pendidikan agama setingkat Sanawiyah (SMP) dan Aliyah (SMA) khusus
untuk anak-anak yatim dan piatu dari seluruh wilayah Indonesia. Dan saat ini
Ponpes Al Matiin memiliki kurang lebih 150 orang santriwan dan santriwati.
Ponpes Al Matiin didirikan oleh KH Ucup Ridwan pada1999 atau
saat ini sudah berusia 22 tahun, dengan luas area kurang lebih 1.200 meter
persegi.
“Semuanya gratis di sini,
tidak dipungut biaya sedikit pun," terang H. Eko Chairudin. (btl)
0 Comments