Walikota Tangrang Arief R. Wismansyah saat tampil sebagai peserta Diskusi Walikota se-Asia Tenggara. (Foto: Istimewa) |
Dalam diskusi yang diikuti sejumlah kepala daerah dari
berbagai negara tersebut, Arief menyampaikan upaya dan program yang diusung
oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam menangani dampak perubahan iklim yang
terjadi.
"Di Kota Tangerang, kekuatan dan kerjasama dari
masyarakat menjadi salah satu unsur yang penting," jelas Arief dalam
diskusi yang menghadirkan narasumber Wakil Walikota Del Carmen Provinsi Surigao
del Norte Alfredo Coro II dan Walikota La Trinidad Provinsi Benguet Romeo Salda
dari negara Filipina.
Walikota menjabarkan terkait program Kampung Proklim
(perubahan iklim) yang merupakan salah satu cara dari Pemerintah Kota (Pemkot)
Tangerang bersama dengan masyarakat dan sektor swasta untuk dapat peduli dan
bergerak dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim.
"Pada 2021, terdapat sebanyak 240 kampung proklim di
Kota Tangerang," ungkap Arief pada acara yang diinisiasi oleh Asian
Development Bank (ADB).
"Kegiatan masyarakat di antaranya pembuatan lubang
biopori dan sumur resapan, pengolahan sampah di sumber hingga pemanfaatan lahan
tidur menjadi KWT," tuturnya.
Pada pelaksanaan program Kampung Proklim, masyarakat telah
membuat sekitar dari 290 sumur resapan serta melakukan penanaman pohon sebanyak
33.522 pohon.
"Hasilnya telah dapat mengurangi titik banjir di Kota
Tangerang hingga lebih dari 75 persen," ungkap Walikota.
Selain Kampung Proklim, kata Arief, Pemkot Tangerang
memiliki program ‘Kampung Kita’ yakni setiap kampung dapat mengangkat kearifan
lokal yang dimiliki untuk menjadi sebuah ikon dalam memperkenalkan identitas ataupun
keunikan yang dimiliki.
"Contohnya Kampung Markisa, Kampung Talas dan masih
banyak lagi yang bisa memberikan dampak positif terhadap perubahan iklim yang
terjadi," ujar Arief. (*/pur)
0 Comments