Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

IPW Harapkan Pengganti Komjen Waterpauw Bukan “Orang Titipan”

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. 
(Foto: Istimewa)  


NET - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo harus tetap berpijak pada sistem urut kacang (merit system) berlandaskan kompetensi dan kinerja dalam setiap memilih pimpinan di satuan kerja di lingkungan Polri. Termasuk, dalam menetapkan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri pengganti Komjen Paulus Waterpauw.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso melalui Siaran Pers IPW yang diterima Redaksi TangerangNet.Com, Minggu (24/10/2021).

Hal itu, kata Sugeng, sesuai dengan Konsep Polri Presisi yang diusungnya dalam membenahi organisasi, operasional, pelayanan publik dan pengawasan di institusi Kepolisian. Sehingga, sebagai pimpinan tertinggi di kepolisian, Jenderal Listyo Sigit harus mampu meninggalkan gaya titip-titipan, kedekatan pribadi dan kelompok atau hubungan politik tertentu dalam memilih personelnya dan hanya mengacu kepada profesionalitas Polri.

Oleh sebab itu, imbuh Sugeng, Indonesia Police Watch (IPW) berharap Kapolri dalam melakukan sistem urut kacang itu berpijak pada unsur kepangkatan, senioritas, kapasitas, kualitas dan kapabilitas anggota Polri. Dengan begitu, masyarakat dapat menilai bahwa kepemimpinan pada era Listyo Sigit, organisasi kepolisian yang gemuk dengan sekitar 400 ribuan personel tersebut berjalan sangat profesional.

“Urut kacang ini telah dilakukan Kapolri, Bapak Listyo Sigit saat menempatkan Kapolda Papua saat itu, Irjen Paulus Waterpauw sebagai Kabaintelkam melalui Surat Telegram bernomor ST/318/II/KEP/2021. Pengganti Kapolda Papua waktu itu ditunjuk Wakapoldanya yakni Brigjen Mathius D Fakhiri,” ujar Sugeng.

Demikian pula, kata Sugeng, ketika Brigjen Syahardianto ditunjuk sebagai Wakabareskrim menggantikan Irjen Wahyu Hadiningrat yang dimutasi sebagai Asrena Polri. Ketika itu posisi Syahardianto adalah Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipiter) Polri. Sementara yang menggantikan Dirtipidter adalah wakilnya yakni Kombes Pipit Rismanto.

“Sehingga, dengan "the right man on the right place" maka organisasi berjalan mulus secara professional,” tutur Sugeng yang didampingi Sekjen IPW Data Wardhana.

Demikian pula, kata Sugeng, seharusnya dalam memilih Kabaintelkam yang baru pasca Komjen Paulus Waterpauw mendatang. Sehingga masyarakat memandang wajar penempatan personel memang melalui urut kacang. Akibatnya, citra Polri akan meningkat di tengah kritikan tagar #PercumaLaporPolisi dan #OknumAparatBrengsek saat ini.

Komjen Paulus Waterpauw sudah menyerahkan jabatan Kabaintelkam kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo karena menduduki posisi baru sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri. Waterpauw yang merupakan alumni Akpol 1987 itu akan pensiun sebagai anggota Polri pada bulan November 2021.

“Dengan ditinggalkan Waterpauw, maka jabatan Kabaintelkam Polri kosong dan Kapolri mengangkat Wakabaintelkam Irjen Suntana sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kabaintelkam. Sehingga untuk mengisi kekosongan tersebut Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri akan menggodok Perwira Tinggi Polri untuk Jabatan Kabaintelkam,” ucap Sugeng.

Berkaitan dengan kekosongan tersebut, IPW melihat Kapolri dan Wanjakti tidak perlu repot-repot mencari sosok yang mumpuni untuk menggantikan Komjen Paulus Waterpauw. Dengan melaksanakan sistem urut kacang dan juga "the right man on the right place" di atas, maka Irjen Suntana sangat pantas menduduki jabatan Kabaintelkam Polri.

Sugeng mengatakan hal itu sesuai dengan kriteria kepangkatan, senioritas, kapasitas, kualitas dan kapabilitas yang ada. Irjen Suntana merupakan lulusan Akpol 1988 dan sudah menjadi Wakabaintelkam selama 3 tahun lebih sejak dilantik 13 Agustus 2018.

Disamping perjalanan karir Irjen Suntana memang lebih banyak di Intel. Karena, sejak Perwira Pertama sebagai anggota Polri, Suntana sudah bergelut di dunia intelijen Polri mulai menjadi Kasat Intel Polres Manokwari pada 1992, Kasat Intel Polrestro Jakarta Barat tahun 2002, Wadir Intelkam dan Dirintelkam Polda Metro Jaya di 2009 dan 2015. Setahun kemudian pindah ke Baintelkam Polri, sebelum menjadi Wakapolda Metro Jaya dan Kapolda Lampung tahun 2018.

“Sehingga dengan menempatkan Irjen Suntana sebagai Kabaintelkam Polri maka profesionalitas Polri akan terjaga secara profesional dan menelorkan sumber daya manusia intelijen yang unggul di institusi kepolisian,” ujar Sugeng. (*/pur)

 

Post a Comment

0 Comments