Wakil Gubernur dan Gubernur Banten Andika Hazrumy dan Wahidin Halim meninjau bangunan baru RSUD Banten. (Foto: Istimewa) |
“Pemprov Banten sudah sepakat dari awal bahwa sektor
kesehatan menjadi fokus di dalam pembangunan selama saya menjadi pemimpin di
Provinsi Banten,” ungkap Gubernur WH saat menghadiri Peringatan Sewindu Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten di Jalan Syech Nawawi Al Bantani, Kelurahan Banjarsari,
Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Selasa (12/10/2021).
“Apapun yang menyangkut kesehatan, akan kami pertaruhkan
karena itu menyangkut kepentingan orang banyak,” tutur Gubernur WH.
Dikatakannya, rumah sakit itu dirindukan oleh warga, pasien,
dan masyarakatnya. Oleh karena itu, kepada para dokter, perawat, tenaga
kesehatan dan direksi agar menciptakan suasana kerja yang nyaman, suasana kerja
yang melayani bukan yang dilayani.
“Yang membuat orang dari luar rumah ketika sakit sampai sini
secara psikologi harus sembuh. Artinya jangan dimainkan soal pelayanan itu,” ujar
Gubernur WH.
“Jadi Jangan hanya mengutamakan kepentingan kita, tapi
kepentingan publik kepentingan layanan. Itu yang selalu mengendap di dalam jiwa
dan pikiran kita,” tuturnya.
Menurut Gubernur WH, harus dibangun suasana moralitas
sebagai seorang abdi. Betul-betul diniatkan kita adalah pelayan, pelayanan
dengan ikhlas.
Gubernur mengapresiasi RSUD Banten sudah melakukan
langkah-langkah terbaik dalam memberikan pelayanan, khususnya kepada pihak yang
menjadi garda terdepan dalam pelayanan terhadap pasien Covid-19.
“Saya sampaikan duka yang mendalam buat keluarga. Karena
perjuangan luar biasa yang dilakukan terhadap rasa tanggung jawab itu sudah
dibuktikan oleh para tenaga kesehatan yang tidak bisa dihitung dengan nilai dan
harganya. Karena pengabdian tidak berdasarkan kalkulasi hitungan uang atau
gaji, tapi semangat jiwanya yang luar biasa,” ungkap Gubernur WH.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dokter
Ati Pramudji Hastuti menjelaskan saat ini tempat tidur yang tersedia di RSUD
Banten masih 250 tempat tidur. Dengan penambahan gedung 8 lantai nanti sebanyak
247 tempat tidur.
“Jadi totalnya kita nanti akan ada 500 tempat tidur.
Tentunya dengan penambahan tempat tidur ini diharapkan keluhan dari masyarakat
yang biasanya tidak dapat tempat tidur bisa terakomodir,” ungkapnya.
“Karena memang prioritas kita di gedung 8 lantai ini adalah
untuk rawat inap kelas 3. Untuk bisa mengakomodir masyarakat yang tidak mampu.
Itu sesuai dengan aturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2009,” jelas dokter
Ati.
Dikatakan Ati, RSUD Banten nantinya akan mengembangkan
poliklinik, saat ini lanjutnya untuk mempermudah akses dari masyarakat RSUD Banten
telah membuka poli rawat jalan sore hari.
“Tentunya dengan bertambahnya gedung 8 lantai nanti, ICU
akan bertambah menjadi 50. Ini akan menjadi satu-satunya rumah sakit yang
jumlah ICU-nya di atas 20,” jelas dr Ati.
Ditambahkan, rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi
Banten saat ini adalah 1,2 : 1000 penduduk. Berdasarkan Peraturan Menkumham
Nomor 34 Tahun 2016 bahwa rasio yang dinyatakan daerah itu adalah 1 : 1000.
“Artinya dengan jumlah tempat tidur yang dimiliki saat ini,
Provinsi Banten termasuk peduli akan Hak Asasi Manusia,” ucap Ati. (*/pur)
0 Comments