Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nadiem Ingin Segera PTM, Rektor Unindra: Keselamatan Peserta Didik Prioritaskan

Rektor Unindra PGRI Prof. H. Sumaryoto. 
(Foto: Dade Fachri/TangeangNet.Com) 



NET - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berencana menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada daerah-daerah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1-3.

Alasannya, jika hal itu tidak dilakukan, learning loss atau ketinggalan pembelajaran akan dialami para siswa. Praktisi pendidikan Sumaryoto menilai keputusan Nadiem kurang tepat. "Berkaitan dengan rencana Mendikbudristek untuk segera menerapkan pembelajaran tatap muka, saya berpendapat belum saatnya dan terkesan terlalu tergesa-gesa," ujar Rektor Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI Prof. H. Sumaryoto kepada wartawan, Minggu (29/8/2021).

Nadiem beralasan, apabila menunggu vaksinasi para siswa selesai barulah PTM digelar, menurutnya hal itu memakan waktu yang cukup lama, setidaknya 2,5 tahun.

Sumaryoto memandang lebih baik menunggu vaksinasi rampung baru pembelajaran secara luring dihelat. Ini demi kesehatan dan keselamatan bersama, yang kian terancam di tengah pandemi Covid-19.

"Perlu menunggu program vaksinasi selesai. Paling tidak jika PTM mau diberlakukan, kondisi pandemi Covid-19 sudah lebih terkendali dan terlihat pola perkembangan ke depannya," ujarnya.

Sampai dengan saat ini pertambahan harian masih belum stabil atau melandai. "Bahkan secara nasional rata-rata masih di atas 10 ribu,” ungkap Sumaryoto.

Sumaryoto meyakini, masih banyak orang tua yang belum merasa aman jika putra atau putrinya mengikuti PTM dalam waktu dekat.

Pemberlakuan kembali PTM saat ini, kata Sumaryoto memerlukan persiapan lebih matang, serta mengantisipasi perkembangan pandemi Covid-19 untuk masa yang akan datang. Sehingga bisa dipersiapkan model PTM yang terbaik minimal untuk jangka menengah.

Jadi yang lebih tepat, pemberlakuan PTM adalah mulai semester gasal tahun 2022/2023 yang akan datang. Jika dipaksakan pertengahan semester gasal tahun 2021/2022, Sumaryoto yakin hal itu berpotensi menimbulkan masalah baru di lapangan.

"Masih hangat dalam ingatan kita, saat itu Mendikbudristek sudah menetapkan PTM semester gasal tahun 2021/2022 atau pertengahan Juli yang lalu, akhirnya gagal karena lonjakan paparan Covid-19 yang berakibat dengan PPKM Darurat dan sampai detik ini masih diperpanjang," tutur Sumaryoto.

Atas itu, Sumaryoto meminta Nadiem meninjau ulang rencana pemberlakuan kebijakan tersebut. Sebab jika tidak, bukannya hilang, masalah baru malah muncul.

Sudah seharusnya keselamatan peserta didik harus diprioritaskan, daripada hanya semata-mata mengejar ketertinggalan. (dade)

Post a Comment

0 Comments