Suasana pembekalan asesor secara daring. (Foto: Syafril Elain/TangerangNet.Com) |
“Jangan sampai ketika asesor melakukan visitasi untuk proses
akreditasi masih membawa ‘jaket’ dosen atau pengawas. Jadilah sebagai asesor tanpa
membawa profesi yang disandang,” ujar Fitri Hilmiyati saat membuka acara Pembekalan
Asesor Visitasi Akreditasi 2021 secara daring, Sabtu (21/8/2021).
Ketua BAN SM Provinsi Banten tersebut memberikan pembekalan kepada
asesor karena dalam waktu dekat ini yakni pada Selasa-Rabu (23-24/8/2021) di
delapan kabupaten dan kota di Provinsi Banten. Asesor yang bertugas melakukan
visitasi adalah berstatus dosen dan pengawas.
“Jangan bawa ‘jaket’ dosen. Jangan masih memakai ‘jaket’
pengawas. Hal ini penting karena nanti kepala sekolah atau guru saat kunjungan
mendengar dosen atau pengawas bisa dek-dekan,” ungkap Fitri sembari tersenyum.
Menurut Fitri, yang paling penting saat melakukan visitasi
setiap asesor tetap melakukan protokol kesehatan (Prokes) terutama di Tangerang
Raya untuk wilayah yang masih zona merah. Tapi informasi terakhir bahwa seluruh
Banten sudah zona kuning. Meskin zona kuning tetap lakukan Prokes,” ucap Fitri
yang juga dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Serang itu.
Fitri menjelaskan pada 2021 ini adalah visitasi untuk tahap
pertama dengan cara daring dan luring. Sekolah yang baru berdiri terutama
vititasi dilakukan secara luring karena asesor harus melihat secara langsung
kondisi yang sebenarnya. Sementara yang visitasi daring secara teknis sudah biasa
dilakukan untuk sekolah yang pernah mengikuti visitasi.
“Saya berharap agar asesor untuk dapat melaksanakan visitasi
secara luring dengan sebaik mungkin,” ujar Fitri.
Sementara Sekretaris BAN SM Provinsi Banten Tatang Suharta
mengatakan perlu diperhatikan oleh asesor sebelum melakukan visitasi terlebih
dahulu untuk mempelajari apa saja yang dilakukan ketika visitasi. Bagi asesor
yang sudah berpengalaman tentu tidak ada untuk melakukan visitasi karena sudah
pernah melakukan hal yang sama.
“Bagi asesor yang baru, tentu persiapan harus lebih matang
agar tidak bingung sampai di sekolah atau madrasah yang divisitasi,” tutur
Tatang. (ril)
0 Comments