Para Pembina dan Saka Pramuka yang mengikuti edukasi Bank Sampah. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
Hal itu dikatakan oleh Pembina Saka Pramuka Kalpataru
tingkat SMA/SMK Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Gatot Sukartono pada kegiatan
edukasi program peduli bank sampah kepada Saka Pramuka Kalpataru Kwarcab Kota Tangsel
tingkat SMA, SMK dan universitas.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di kantor Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kota Tangsel di Jalan Raya Puspiptek Serpong, Kecamatan Setu.
Kakak Gatot mengatakan sebenarnya kegiatan pembinaan tentang
sampah itu sudah rutin dilakukan kepada para Saka Kalpataru di Kota Tangsel. Akan
tetapi dalam momen kegiatan edukasi tentang sampah kali ini, Kwarcab Pramuka
Kota Tangsel mengundang beberapa tokoh dan aktivis lingkungan seperti dari Porbes,
aktivis Bank Sampah dan akademisi lingkungan dari Kampus UIN Syarief
Hidayatullah Ciputat, Jakarta.
Kak Gatot mengatakan semua orang telah mengetahui bersama
Pramuka sebagai organisasi kepanduan telah lama berdiri di Indonesia dan
struktur organisasinya sudah ada hingga ketingkat paling bawah di tengah
masyarakat.
"Dengan keterlibatan Pramuka dalam menangani masalah
sampah tersebut, kami berharap akan dapat mengurangi beban sampah yang masuk ke
TPA (Tempat Pembuangan Akhir sampah-red) Cipeucang," tuturnya.
Kak Gatot merencanakan akan melaunching program Bank Sampah
oleh Saka Pramuka Kalpataru Kota Tangsel pada hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober
2021 akan diikuti 50 Bank Sampah.
Hal senada disampaikan oleh Kakak Nandang ACS selaku Saka
Pramuka Kwarcab Kota Tangsel. Kak Nandang mengatakan kegiatan edukasi tentang sampah
kepada para Saka Pramuka Kwarcab Kota Tangsel tingkat SMA/SMK dan Universitas
merupakan sebuah program rutin yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup
setiap bulannya.
"Dinas Lingkungan Hidup ini memiliki adik-adik binaan
yang diberi nama Satuan Karya Pramuka Kalpataru. Mereka dibina khusus tentang
lingkungan, dan mereka diberikan tiga bidang pembinaan atau Krida 3-R antara
lain, Perubahan iklim, Keanekaragaman hayati dan Bank Sampah. Nah hari ini,
kami memberikan edukasi kepada mereka tentang Bank Sampah yang merupakan bagian
dari pembinaan 3 Krida tersebut," terang Kak Nandang.
Menurut Kak Nandang, sesuai dengan Dasadarma kedua Pramuka
yaitu Cinta Alam dan Kasih Sayang kepada sesama manusia, paling tidak dapat
memahami tentang lingkungan salah satunya tentang bahaya sampah.
"Kami berharap, edukasi yang diberikan kepada para Saka
Pramuka Kalpataru hari ini akan dapat ditransformasikan kepada lingkungan
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Kota Tangsel," tuturnya.
Beberapa narasumber dan tokoh aktivis penggiat lingkungan
dan sampah seperti Kakak Mirza, Kak Saronto, Kak Sri Patimah dan juga Kak
Yanuardi dan Kak Idhma. Mereka masing-masing menyampaikan ilmu materi tentang
Sampah dan Bank Sampah yang dapat bermanfaat secara ekonomis dan menambah
pendapatan untuk keluarga jika Sampah dikelola dan didaur ulang dengan berbagai
karya dan keterampilan yang bermanfaat untuk manusia itu lagi.
Menurut Kak Mirza, program Bank Sampah adalah hasil asli
karya dari orang Indonesia sendiri dari Bantul, Yogyakarta. Dan saat ini di
Indonesia ada sudah berdiri kurang lebih 11 ribu Bank Sampah, sedangkan di Kota
Tangsel saat ini sudah ada sekitar 300 Bank Sampah.
Hadir pada acara tersebut, Kakak Saronto pengurus Perbas Kota Tangsel,
Kakak Ismuniati penggiat Bank Sampah Kota Tangsel, Kakak Sri Patimah penggiat
Bank Sampah/Pembuat ECO Enzim, Kakak DR Mirza pengurus Perbas Kota Tangsel yang
juga dosen UIN Jakarta, Kakak Yanuardi penggiat Bank Sampah/Peternak Margot dan
juga Kakak Idhma penggiat Bank Sampah/Peternak Margot Kota Tangsel. (btl)
0 Comments