![]() |
David Yubiantoro. (Foto: Istimewa) |
Padahal, di tengah kesibukan membantu dan mensuport
warganya. David sedang di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) menemani sang ibu berjuang
melawan covid. Selain itu, ayah, adik, istri, dan anak perempuannya juga sedang
menjalani isolasi mandiri di rumah.
“Saya harus kuat untuk keluarga dan masyarakat saya. Mereka
membutuhkan kita, melawan covid tidak bisa sendiri. Walau ibu saya kritis, saya
lihat ibu masih punya daya juang, begitu juga dengan masyarakat saya mereka
semangat sembuh. Kita harus hadir, semangatnya jangan kendor,” ungkap David,
melalui sambungan zoom meeting, Jumat (9/7/2021).
David pun membagikan kisahnya, di tengah berjuang mengurus
ibu, David tetap standby untuk warganya 24 jam. Walau dari kejauhan, ia tetap
memonitoring grup whatsapp warganya, menerima keluhan, permintaan bantuan warga
yang baru terpapar. Ia pun terus menenangkan warganya, agar tidak panik dan
jangan drop.
“Walau mereka tidak tau, saya juga sedang berjuang untuk ibu
saya. Tapi, saya janji tetap berikan yang terbaik untuk warga saya. Mereka
hubungi saya kalau mereka positif. Saya langsung menghubungkan ke Puskesmas
Poris Plawad, memonitor bantuan logistik isolasi, bantuan emergency seperti
ambulance hingga tabung oksigen bagi kegawatdaruratan,” papar David.
Katanya, sudah dua minggu ini hampir setiap harinya laporan
warga terpapar selalu ada, dua hingga tiga warga setiap harinya. Kondisi
terkini, 66 warga RW 15 Cluster Italy Banjar Wijaya, Kecamatan Cipondoh masih
isolasi mandiri, 96 sudah dinyatakan sembuh dan satu warga telah meninggal
dunia.
“Saat ini rumah sakit penuh, semua kewalahan. Jika semua
bergantung dengan Pemerintah itu tidak mungkin. Maka, kita harus lebih peduli,
menjaga persaudaraan, bersatu padu tanpa mengendalikan pemerintah. Kita punya
sumber daya manusia, banyak orangkaya, banyak orang hebat di lingkungan kita. Nah
potensi itu yang kita rangkul untuk sama-sama bergerak,” tuturnya.
David pun berkomitmen untuk melayani masyarakat. Berjuang
untuk kepentingan dan kesehatan bersama, tanpa rasa lelah tanpa mementingkan
kesehatan diri sendiri. Mereka yang terpapar, membutuhkan suport, perhatian
agar cepat pulih dengan cinta kasih sesama warga.
“Ibu saya mengajari saya sebagai RW atau pemimpin. Jika di
wilayah mu panen raya, kamu lah yang paling terakhir makan. Jika rumah mu
terbakar, kamu adalah orang terakhir yang ke luar, karena kamu lebih memilih
menyelamatkan dulu orang lain. Jika ada masalah, kamu orang terdepan yang
menghadapi masalah itu. Maka, saya seperti ini,” tutur David.
Ia pun mengaku mengajak masyarakat lainnya untuk sama- sama
bergerak tidak sulit. Jika ia datang dengan hati, maka warga juga akan mudah
menerimanya dengan hati.
"Saya selalu bilang ke warga saya, kalau kita memberi
pasti mendapat efek kebahagiaan, yang nantinya imun naik. Jadi mereka yang
dibantu bahagia, kita yang membantu juga dapat kebahagiaan," ucappnya.
(*/pur)
0 Comments