Para penggagas dan penyelenggara Vaksinasi Massal PGR Bintaro: gelombang kedua. (Foto: Istimewa) |
Geliat perekonomian rakyat di tengah pandemi bisa lumpuh
total apabila warga tidak melindungi dirinya dengan proteksi kesehatan. Salah
satu bentuk proteksi kesehatan adalah vaksinasi, dalam hal ini Paguyuban Graha
Raya (PGR) berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
dan pihak lainnya menggelar program vaksinasi massal tahap kedua, di Transmart
Graha Raya, Bintaro, Kota Tangsel, Senin (19/7/2021).
“Pertumbuhan ekonomi harus tetap berjalan sekalipun dalam
kondisi yang tidak stabil, transaksi perdagangan tidak boleh berhenti akibat
pandemi dan PPKM Darurat. Covid-19 itu nyata, rakyat harus diberi pencerahan
untuk menolak lupa bahwa geliat dunia ekonomi dapat berlangsung dengan baik,
apabila rakyat diproteksi. Misi utama vaksinasi massal yang digagas PGR adalah
untuk melawan Covid-19. Vaksin menjadi juru kunci untuk mendirikan benteng
pertahanan diri di tengah pandemi,” papar Ketua PGR Rekno Riyanto dalam keterangan
persnya.
Perputaran roda ekonomi rakyat tidak boleh terhambat
sekalipun Covid-19 mengamuk dan menyerang membabi buta sektor usaha tanpa
mengenal strata sosial. Oleh karena itu, PGR berinisiatif mengadakan
program vaksinasi massal dengan maksud dan tujuan menciptakan tameng bagi
kehidupan masyarakat.
Sekjen PGR Tony Batubaru menjelaskan, ”Vaksinasi massal ini
akan berlangsung 4 tahap dan dibagi menjadi beberapa gelombang. Peran aktif
masyarakat sangat diperlukan demi terwujudnya imunitas tubuh yang kuat dalam
menghadapi rentetan serangan Covid-19.”
Sementara itu, Wakil Ketua PGR Sugiwan lebih menekankan pada
persoalan teknis digelarnya vaksinasi massal kloter ke-2, “Kita sudah melakukan
evaluasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar antrean tidak
mengular dan peserta vaksin ketika mengantri tetap nyaman. Kita berharap, warga
tetap tertib dan mematuhi protokol kesehatan di tengah suasana PPKM Darurat
ini.”
Menjawab pertanyaan terakhir dari awak media, Ketua PGR
secara diplomatis menjawab, “Bersikap apatis tidak akan membuat kita menjadi
pribadi yang berkarakter. Pandemi Covid-19 ini mengajarkan kepada kita semua
untuk lebih peduli pada persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan. Kita harus
membuka mata dan telinga dengan jernih, dan mendengarkan pikiran dan keluh
kesah rakyat. Dan ingat, kita menolak lupa, Covid-19 itu nyata”. (*/pur)
0 Comments