Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hadiah 1,5 Juta Dolar AS Untuk Warga yang Divaksin. Siapa Mau?

Ilustrasi prilaku Covid-19 di antara kita.  
(Foto: Istimewa)  




Oleh: Nur Hidayat

 

PEMERINTAH  negara bagian California, Amerika Serikat (AS), akan memberi 1O orang hadiah, masing-masing USD 1,5 juta (sekitar Rp 21 miliar), guna mendorong peningkatan vaksinasi. Bagi kita, jumlah hadiah yang diundi itu sangat besar. Menggiurkan. Bisa untuk membeli 105 mobil Toyota Avanza.

Bisa saja hal itu dilakukan karena warga California malas vaksinasi. Merasa imunitas mereka sudah cukup kuat untuk melawan penularan Covid-19. Gubernur California Gavin Newsome menyatakan hadiah itu akan diundi pada 15 Juni 2021. Selain itu, hadiah tunai USD 50.000 juga akan diberikan kepada 30 orang yang sudah divaksin. Semua itu merupakan bagian dari dana USD 116,5 juta untuk program peningkatan vaksinasi.

Pemda California juga menawarkan insentif untuk warga yang baru divaksin. Sekitar 2 juta warga yang divaksin, lantas menyelesaikan tahapan vaksin berikutnya, secara otomatis berhak mendapat kartu virtual USD 50, atau hadiah USD 50 untuk dibelanjakan barang-barang di grosir, tulis ABC News.

Hingga 10 Juni, lebih dari 21 juta warga (63 persen dari penduduk California) sudah selesai divaksin minimal satu kali dengan vaksin buatan Pfizer. Mereka yang berumur 12-15 tahun, jumlahnya sekitar 12 juta, belum pernah divaksin sama sekali. California adalah negara bagian terakhir di AS yang melakukan upaya untuk meningkatkan vaksinasi.

Hingga akhir Mei 2021, lebih dari 39 persen penduduk AS sudah divaksin sepenuhnya. Di 26 negara bagian, lebih dari separuh penduduk dewasa sudah divaksin penuh, tulis the Wall Street Journal. Rata-rata, kasus baru infeksi Covid-19 berjumlah kurang dari 30.000 dan trendnya menurun terus.

Menurut Worldometers, hingga 11Juni pukul 06.00 WIB, virus penyebab Covid-19 telah menginfeksi 175.576.659 orang secara global. Dari jumlah tersebut, 159.120.855 kasus telah sembuh dan 3.787.298 orang meninggal dunia.

Amerika Serikat berada di posisi pertama negara dengan kasus Covid-19 tertinggi dunia. Sebanyak 34.272.447 kasus virus corona dilaporkan terjadi di negara ini.

Dari jumlah itu, sebanyak 28.275.225 kasus telah sembuh. Kematian akibat virus corona di negara ini juga menduduki peringkat pertama secara global, dengan jumlah 613.855 kasus.

Kasus baru harian yang dilaporkan di India terus mengalami peningkatan. Jumlah kasus Covid-19 dalam satu hari terakhir mencapai 91.266. Secara keseluruhan, negara yang berada di posisi kedua dengan kasus tertinggi di dunia ini mencatat sebanyak 29.273.338 kasus. Dari jumlah tersebut, 27.778.894 kasus telah sembuh dan 363.097 orang meninggal.

Brasil berada di posisi ketiga negara dengan kasus infeksi Covid-19 terbanyak di seluruh dunia. Berdasarkan data yang dilaporkan, virus corona telah menginfeksi 17.210.969 orang di negara ini. Dari total kasus tersebut, sebanyak 15.670.754 orang dinyatakan pulih dan virus corona telah menewaskan 482.019 orang.

Covid-19 di Indonesia

Secara total, kasus infeksi di Indonesia sebanyak hampir 1,9 juta. Data Gugus Tugas Covid-19 menunjukkan adanya 211 kematian, sehingga totalnya menjadi 52.373 kasus. 

Lonjakan kasus virus corona di dua pulau terpadat di Indonesia membuat para ahli kesehatan khawatir akan kemungkinan terburuk, dengan sedikit pembatasan pergerakan saat varian berbahaya mendorong rekor kematian di tempat lain di Asia Tenggara.

Dilansir CNA, jumlah kasus telah meningkat tajam di Jawa dan Sumatera dalam waktu tiga minggu setelah libur Lebaran, saat mobilitas jutaan orang tinggi dan mengabaikan larangan perjalanan sementara. Di Kudus, Jawa Tengah, kasus meroket 7.594 persen, di mana kapasitas tempat tidur rumah sakit telah terisi 90 persen.

Ahli epidemiologi dari Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan kematian di Sumatera Barat pada Mei menjadi yang paling banyak. Sementara itu, kasus harian di Riau meningkat lebih dari dua kali lipat dari awal April menjadi lebih dari 800 pada pertengahan Mei, dengan tingkat positif mencapai 35,8 persen.

Lonjakan kasus dikaitkan dengan peningkatan mobilitas dan penyebaran varian virus corona, tulis kompas.com. Firman Allah dalam Surah ar-Rad:11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."  (***)

 

Penulis adalah pemerhati masalah social.

Post a Comment

0 Comments