Penyelenggaraan Saba Baduy di Gedung Negara Provinsi Banten jumlah terbatas. (Foto: Istimewa) |
Atas keadaan ini, Pemerintah Provinsi Banten meminta maaf
kepada masyarakat Baduy. Seba tahun ini merupakan Seba Gede yang sedianya
digelar dengan meriah, namun karena keadaan masih pandemi, Seba Gede pun
dilakukan dengan sederhana.
Pada Seba kali ini, Pemprov Banten hanya menerima masyarakat
Baduy sebanyak 24 orang sebagai perwakilan. Sebanyak tujuh orang merupakan
masyarakat Baduy Dalam, sisanya dari Baduy Luar. Perwakilan Seba Baduy diterima
oleh Gubernur Banten yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten
Tabrani.
Tabrani menyampaikan permohonan maaf Gubernur Banten Wahidin
Halim (WH) atas pelaksanaan Seba Gede tahun ini yang acaranya dibatasi karena
keadaan pandemi Covid-19.
"Malam ini keadaan seba baduy tidak seperti
biasanya, banyak yang ingin hadir tapi
dibatasi karena situasi pandemi Covid-19," ungkap Tabrani.
Tabrani mengajak masyarakat untuk menjadikan masyarakat
Baduy sebagai teladan, terutama dalam konsistensi menjaga lingkungan dan alam.
"Mari sama-sama kita jaga lingkungan kita. Lingkungan
yang berada di wilayah Baduy tentu ini ada di tangan para kokolot sekalian agar
tetap terjaga, agar tetap lestari bersama-sama dengan kita Pemerintah Provinsi
Banten. Oleh karenanya kesempatan malam ini, saya ucapkan terima kasih karena
telah hadir di tempat ini sebagai sebuah wujud jalinan silaturahmi yang baik
antara masyarakat Baduy dengan Pemerintah Provinsi Banten," ungkapnya.
Sementara itu, Penggiat Budaya Uday Suhada mewakili masyarakat
Baduy mengatakan masyarakat Baduy memiliki harapan kepada Pemerintah untuk
menjaga alam di wilayah Provinsi Banten.
"Pada malam ini juga ada Ketua DPRD provinsi Banten,
yang menyatakan bahwa hutan-hutan di sekeliling Baduy seharusnya dilindungi
jangan sampai ada gurandil. Jangan sampai ada yang merusak. Mungkin ke depan
bisa membuat kebijakan yang mendukung itu," ungkapnya.
Uday menyampaikan masyarakat Baduy berharap agar seluruh
masyarakat untuk mengganti narasi Wisata Baduy dengan Saba Budaya Baduy.
"Jangan menggunakan istilah wisata Baduy, karena wisata
bermakna tontonan. Sedangkan saudara-saudara kita ini adalah peradaban. Kalau
Saba maknanya silaturahmi saling menjaga, saling melindungi dan saling
mengasihi. Jadi mulai dari sekarang dan ke depan kalau ingin silaturahmi ke
Kanekes, judulnya Saba Budaya Baduy, bukan Wisata Baduy," tutur Uday.
(*/pur)
0 Comments