Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hasil Pemeriksaan Dinkes, Jajanan Takjil Di 13 Kecamatan Terkandung Kimia

Petugas Dinkes melakukan pemeriksaan 
sampel makanan di laboratorium. 
(Foto: Istimewa)  



NET - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melakukan pengecekan kualitas makanan dan minuman (Mamin) di 13 kecamatan secara serentak. Sekitar 401 sampel mamin yang dijual di berbagai pusat keramaian penjual takjil, dilakukan screening cepat untuk diketahui ada tidaknya kandungan kimia dan bakteri berbahaya.

Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Tangerang dokter Harmayani, MPH mengungkapkan setiap kecamatan diambil 25 hingga 40 sampel, yang dilakukan oleh petugas Puskesmas melalui pendampingan kecamatan dan kelurahan setempat. Sampel yang diambil mulai dari soto mie, tahu, batagor, gendar, siomay, bakso, pacar cina, kwetiau, lumpia, dan berbagai jenis takjil lainnya.

“Pengambilan sampel kita fokuskan pada titik-titik keramaian jajanan takjil di Kota Tangerang. Hal ini, kita lakukan sebagai tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinkes untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pangan yang beredar di Kota Tangerang,” ungkap Harmayani, saat dihubungi Jumat (30/4/2021).

Dipaparkan dokter Harmayani, hasil dari pengecekan kualitas mamin dari 401 sampel, ditemukan 21 sampel di antaranya mengandung kandungan kimia atau bakteri berbahaya.

“Untuk jenis sampel yang ditemukan adanya kandungan berbahaya, didominasi jenis takjil berbagai tahu. Selain itu, juga ditemukan pada kikil, somay, ceker, seblak, krupuk pasir, pacar cina, arum manis hingga lumpia,” jelasnya.

Harmayani menyebutkan 21 sampel tersebut akan didalami kandungan kimia dan bakterinya di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Labkesda Kota Tangerang. Dinkes pun akan melakukan tindak lanjut persuasif, berupa pembinaan dan edukasi kepada para pedagang yang bersangkutan.

“Pada pembinaan atau proses edukasi, Dinkes akan memberitahu bahaya terparah akan kandungan kimia yang mereka pakai. Selain itu, Dinkes juga akan memberikan pemaparan jenis-jenis bahan pengganti yang aman atau layak untuk dimakan konsumen,” ucap Harmayani.  

Diketahui, pengecekan kualitas makanan akan dilakukan secara rutin oleh Dinkes Kota Tangerang per tiga hingga enam bulan sekali. Hal itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan pembaharuan data pangan yang beredar di Kota Tangerang. (*/pur)

Post a Comment

0 Comments