Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
"Kita mendukung langkah-langkah Kejaksaan, biar
semuanya jelas, semua transparan. Biar semuanya nanti tidak mengulangi
perbuatan itu. Dan, ini dalam rangka
melawan korupsi. Kita cegah, kita lawan, kita berantas korupsi yang ada di
Banten. Itu kan komitmen saya," ujar Gubernur saat memberikan keterangan
di Rumah Dinas, Kota Tangerang, Senin (19/4/2021).
Gubernur menyerahkan sepenuhnya kepada Kejati Banten untuk
mengusut tuntas kasus dugaan pemotongan dana hibah pondok pesantren ini dan
menangkap seluruh orang yang terlibat agar dihukum sesuai dengan perbuatannya.
"Sekali lagi saya sangat tidak terima dan tersakiti
dengan tindakan ini walaupun kita tidak tahu ini melibatkan PNS (Pegawai Negeri
Sipil-red) atau tidak karena yang kemarin ditangkap itu dia mah bukan oknum PNS
ataupun Kesra," ujar Gubernur.
"Saya rasa ini memang harus dituntaskan, dan saya
bersyukur kita bisa tuntaskan ini. Kita bisa dapatkan orang-orang yang mana
yang terlibat agar bisa dihukum. Karena bukan nilai besar kecilnya tapi lebih
kepada syahwatnya yang tidak punya nurani tidak punya hati. Saya ucapkan terima
kasih kepada Kejaksaan, terima kasih banyak, semangat untuk memberantas korupsi
di Banten,“ tutur Gubernur WH.
Meski mengaku bersyukur atas terkuaknya kasus ini, namun
Gubernur heran terhadap tersangka yang dengan tega memotong dana hibah yang disediakan
Provinsi khusus untuk Pesantren dan Kiyai. Perbuatan tersebut, menurutnya,
bukan hanya bertentangan dengan hukum tetapi sangat tidak bermoral.
"Bukan hanya sekadar melanggar hukum, tapi secara
moralitas kok tega-teganya duit Pak Kiayi. Buat Pak Kiayi, atas inisiatif
Gubernur dan sebagai bentuk penghargaan Gubernur kepada Kiyai dengan seenaknya
dipotong atau enggak kasih. Itu tidak amanah, itu perbuatan dzolim, saya enggak
terima," kata Gubernur.
Padahal, menurut Gubernur, seharusnya semua bisa menahan
diri untuk tidak mengambil hak milik orang lain, terlebih saat ini tengah
memasuki bulan Ramadhan yang seharusnya dijadikan sebagai momentum untuk bisa
mengendalikan diri dari keserakahan.
"Tiap tahun kita puasa Ramadhan, kita dilatih untuk
mengendalikan diri kita, syahwat kita, hawa nafsu kita, kita dilatih untuk
tidak menjadi serakah. Saya pikir itu kan pesan-pesan secara esensial dari
puasa Ramadhan, harus kita implementasi dalam kehidupan sehari-hari," tutur
Gubernur. (*/pur)
0 Comments