Para pendemo membentangkan spanduk besar menagih janji PT PLN, tidak ada pemadaman listrik bergilir. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
Menanggapi permasalan ini, Sekjen Laskar Rakyat Jokowi (LRJ)
Ridwan Hanafi mengatakan sejak awal Januari 2021 ancaman pemadaman ini sudah didapatkan
informasi tersebut. Jauh sebelum hal ini terjadi akibat PLN kekurangan pasokan
batubara akibat beberapa faktor di antaranya factor internal adalah pengelolaan
managemen yang amburadul memberi dampak konstribusi yang cukup besar. Faktor kelalaian
PLN di atas 70 persen, kemudian disusul faktor eksternal yaitu cuaca dan
kenaikan harga batubara, ini kontribusinya sekitar 30 persen.
"Maka dari itu, kami sejak awal - LRJ mengkritisi
lambatnya PT PLN mengambil langkah-langkah strategis dan terkesan saling lempar
tanggung jawab. Misalnya ketika terjadi pemadaman dilempar masaalah ini ke
masing-masing unit PLN di wilayah. Kemudian terjadi kelangkaan batubara dilempar
tanggungjawab ke entitas PT PLN," ujar Ridwan, Rabu (24/3/2021), saat aksi
demo.
Menurut Ridwan, pola managemen PT PLN ini agak lucu.
"Sebelumnya kami meminta Dirut PT PLN Zulkifly Zaini bertanggung jawab dan
menyampaikan secara terbuka permasalahan pemadaman ini kepada Presiden Jokowi
dan DPR RI. Kami menilai pihak PT PLN terkesan menutup- nutupi permasalahan
yang terjadi sesungguhnya," ucap Ridwan.
Ridwan mengungkapkan adanya persoalan PT PLN ini, Laskar
Rakyat Jokowi hari mendatangi gedung KPK Kuningan Jakarta selatan, memberikan
apresiasi kepada Komisioner dan seluruh jajaran KPK atas terungkapnya kasus
suap pajak yang melibatkan salah satu perusahan batubara PT Jhonlin Baratama
yang bergerak di sektor batubara.
"Ini adalah langkah awal mengungkapkan kartel mafia
batubara dan berharap KPK menelusuri perusahan lain yang bergerak di sektor
ini. Sebagai bentuk dukungan LRJ menyerahkan sejumlah dokumen yang berkaitan
dengan bisnis batubara yang diduga dokumen yang diserahkan tersebut melibatkan
sejumlah oknum pejabat di PT PLN," ungkap Ridwan.
Sejatinya, PLN adalah Perusahaan BUMN yang mendapatkan kuasa
menguasai sistem listrik di Indonesia. Meski demikian, perusahaan ini juga
langganan subsidi pemerintah, punya utang menumpuk, dan beberapa direktur
utamanya masuk dan tersangkut masalah hukum sebelunya.
“Kita tunggu saja,” ujar Ridwan. (dade)
0 Comments