![]() |
Puing pesawat Sriwijaya Air yang ditemukan petugas di perairan Pulau Seribu. (Foto: Istimewa) |
"Kita harus lihat log books maintenance pesawat
tersebut. Dari informasi yang saya dapat pesawat itu mengalami delay. Dari log book
itu akan menjelaskan delay karena cuaca atau gangguan teknis," kata
Antonius, Sabtu (9/1/2021), di Jakarta.
Antonius mengatakan secara umum data yang disimpan dalam log
book berisi tanggal, tempat keberangkatan, dan kedatangan, jenis pesawat,
jumlah penerbangan pesawat hingga pemeliharaan pesawat. Kalau dalam log book
itu delay, karena gangguan teknis maka pesawat memang sedang tidak ready.
Jika karena faktor cuaca, kata Antonius, tentu pilot pesawat
sudah mengetahui situasi yang akan dihadapi. Pilihannya bisa menggunakan rute
alternatif untuk menghindari cuaca buruk. "Sebenarnya pesawat dirancang
untuk mampu menghadapi cuaca buruk, asalkan tidak terlalu ekstrem,"
ujarnya, yang juga staf pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta.
Seperti diberitakan, pesawat komersial Sriwijaya Air rute
Jakarta-Pontianak dengan penerbangan SJ 182 CGK - PNK dikabarkan hilang kontak
pada pukul 14.40 WIB, telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta -
Pontianak dengan call sign SJY182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14:40
WIB,” tutur Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto.
Novie mengatakan saat ini tengah dalam investigasi dan
tengah dikoordinasikan dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT). “Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut
jika sudah ada perkembangan lain," tuturnya.
Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 itu
hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di Utara Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat
menambah ketinggian di 13.000 kaki. (dade)
0 Comments