Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mobile Laboratory Biosafety BSL-2, Percepat Proses Swab Test Di Bandara Soetta

Muhammad Awaluddin dan Hammam Riza 
seusai dilakukan uji coba Lab BSL-2.  
(Foto: Istimewa) 




NET - Mobile Laboratory Biosafety Level-2 (BSL-2) varian bus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, untuk pengujian sampel swab personil bandara. Kegiatan ini didukung layanan bandara dalam menunjang aktivitas ekonomi Indonesia pada era pandemi Covid-19.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan dihadirkan mobile lab BSL-2 sebagai bagian dari Bakti Inovasi Teknologi. Ini merupakan kesempatan untuk membuktikan bahwa inovasi Indonesia bisa kita manfaatkan untuk penanganan Covid-19.

“Bakti Inovasi Teknologi ini bertujuan membantu Pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 melalui pengkajian dan penerapan teknologi," ujar Hammam, Kamis (7/1/2021), saat acara  "SMMILE Center", di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.

Sebelumnya, kata Hammam, Mobile lab BSL-2 varian bus telah menjalani roadshow untuk pengujian sampel swab di Yogyakarta, Bali, dan Jombang pada 16 sampai dengan 29 Desember 2020 yang lalu. Salah satu kunci penanganan wabah Covid-19 di Indonesia adalah peningkatan kapasitas tracing melalui peningkatan jumlah pengujian sampel terduga Covid-19.

"Pengujian sampel dengan metoda Polymerase Chain Reaction (PCR) telah menjadi golden standard di dunia, karena tingkat akurasi dan sensitivitasnya yang tinggi. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan telah menetapkan bahwa pengujian sampel terduga Covid-19 dengan metoda PCR harus dilakukan di laboratorium yang memenuhi standar keamanan hayati level-2 atau BSL-2 guna menjamin keamanan personil penguji dan lingkungan sekeliling laboratorium," ujarnya.

Hammam mengungkapkan Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan kapasitas pengujian di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 95 persen dari target yang ditetapkan oleh WHO (1 per 1000 penduduk per pekan). Namun, sebagian besar laboratorium tersebut terpusat di kota besar, dan waktu tunggu hasil pengujian masih memerlukan waktu yang lama.

Untuk meningkatkan kapasitas pengujian Covid-19, imbuh Hammam, BPPT melalui Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) meluncurkan inovasi mobile lab BSL-2 yang dapat dipindah-operasikan ke berbagai daerah.

"Mobile lab ini telah beroperasi di beberapa tempat di Indonesia agar lebih menjangkau daerah yang membutuhkan," ungkap Hammam.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan kehadiran Mobile Lab BSL-2 ini melengkapi fasilitas yang ada di Bandara Soekarno-Hatta dalam kebutuhan testing, tracing, dan treatment penanganan Covid-19. Setiap hari di Bandara Soekarno-Hatta tidak kurang dari 3.000-5.000 yang datang dengan kebutuhan untuk testing Covid-19.

"Kami akan mempertimbangkan untuk menyediakan fasilitas lab BSL-2 secara permanen di Bandara Soekarno-Hatta. Kita sedang mempertimbangkan apakah akan menggunakan jenis kontainer, trailer atau bus, tapi kalau kita lihat di sini bisa fix stationery maka lebih baik pakai kontainer," ucap  Awaluddin. (dade)

Post a Comment

0 Comments