![]() |
Petugas sedang menurunkan spanduk FPI. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
Tak ada reaksi apapun dari massa FPI, satu persatu semua
atribut tersebut ditertibkan petugas. Termasuk baliho yang berisi gambar Imam
Besar Habib Rizieq Shihab (HRS), tak luput dari pencopotan. Tindakan itu
merupakan tindak lanjut atas pengumuman Pemerintah yang melarang seluruh
aktivitas FPI sejak Rabu 30 Desember 2020.
Menyikapi hal tersebut, Tim Advokat Muslim yang juga sebagai
Tim Hukum FPI Provinsi Banten, Zainudin, SH mengatakan jika secara otomatis tak
lama setelah pelarangan FPI oleh Pemerintah maka semua basis-basis FPI berubah
dan menjelma menjadi Front Persatuan Islam dengan akronim yang sama, yaitu FPI.
"Semua, di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Tangsel,
Banten, dan daerah lain menjadi Front Persatuan Islam. Pada prinsipnya, kalau
FPI ini tidak masalah lah, Pemerintah mau membubarkan berapa kali juga tidak
masalah kok. Jadi kalau pemerintah mau membubarkan dengan arogan, ya FPI
fine-fine saja," ujar Zainudin kepada wartawan, Kamis (31/12/2020).
Menurut Zainudin, FPI bukan lah tujuan karena hanya sebatas
wadah dan alat perjuangan menegakkan keadilan. Sehingga pelarangan organisasi
FPI tak berdampak apapun terhadap perjuangan para kader, simpatisan maupun
pendukungnya di berbagai wilayah di Indonesia.
"Karena FPI itu bukan tujuan, hanya alat perjuangan.
Maka nanti logo dan simbol (FPI) otomatis juga pasti akan berubah. Akan segera
diganti, yang jelas nuansanya Islami," jelasnya.
Sementara, Ketua DPC FPI Pondok Aren Ustadz Abdul Ghofar
mengatakan pihaknya bakal segera mengkonsolidasikan seluruh kader dan pendukung
untuk memastikan langkah perjuangan berikutnya. Semua itu sedang menunggu arahan dari pengurus
pusat.
"Kita masih menunggu intruksi dari pusat soal Front
Persatuan Islam. Karena kita sedang fokus dengan kematian 6 syuhada dan
pembebasan Imam Besar kami. Kalau untuk perjuangan kita selalu siap. Bahkan
sekarang kalau pun sudah dibubarkan, kita di sini tetap solid, kal jasadil
wahid (bagaikan satu tubuh)," tuturnya.
Ditambahkannya, seluruh baliho dan atribut FPI di wilayahnya
telah dicopot petugas sejak semalam, termasuk yang terpasang di depan rumahnya.
Namun begitu, dia memastikan akan mengganti seluruh baliho dan atribut yang
dicopot petugas itu dengan baliho dan atribut FPI dengan simbol baru.
"Kita pasang lagi, udah pasti itu. Seribu baliho
dicopot maka seribu baliho Front Persatuan Islam akan kita pasang lagi dengan
simbol yang baru," ucapnya.
Ketua salah satu majelis taklim itu pun menganggap langkah
pelarangan FPI oleh Pemerintah sangat berlebihan. Terlebih, FPI hanya sebatas
organisasi kemasyarakatan yang aktivitasnya banyak bergerak di bidang sosial
dan kemanusiaan.
"Sangat berlebihan, Masya Allah. Kita tidak pernah korupsi
makan uang rakyat, kita tidak pernah merampok, membunuh. Kami juga bukan
organisasi yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Kenapa sebegitu dzolimnya Pemerintah
membubarkan, melarang kami, dirazia, disweeping. Siapa dibalik semua ini? Kami
mencurigai ada kekuatan komunis yang mengendalikannya," pungkasnya. (btl)
0 Comments