Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tokoh Papua Ngaku Miris Lihat Aktivis Politik KAMI Ditahan Seperti Teroris



 

Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat
saat dihadirkan di depan sejumlah wartawan.
(Foto: Istimewa)  



NET - Ketua Presidium Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Permanen Simon Metalmety menganggap pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma'ruf Amin telah menelanjangi  para aktivis politik yang memperjuangan nasib bangsa dan negara.

Aktivis asal tanah Papua ini menyoroti perihal kasus penangkapan dua deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat sebagai sebuah tindakan yang tidak beradab.

"NKRI Permanen sangat sedih melihat senior KAMI dipertontonkan layaknya teroris. Sebuah kenyataan pahit dan tidak beradab nasib negeri ini," tutur Simon dalam keterangan pers, Sabtu (17/10/2020).

Oleh karena itu, NKRI Permanen meminta kepada Presiden Jokowi untuk bersikap arif dan bijaksana jika mengaku sebagai Presidennya rakyat dan menjunjung tinggi demokrasi.

"Jika sebagai Presiden yang cinta rakyat dan menjunjung tinggi hak berdemokrasi di Indonesia, maka segera bebaskan sahabat-sahabat NKRI Permanen yang ditahan laksana penjahat perang dan teroris itu," ucapsnya, yang mengaku menangis menyaksikan para aktivis KAMI diborgol tangannya.

Dia mengakui sempat menangis melihat semua adegan yang dipertontonkan dalam sebuah tayangan di televisi swasta. 

"Segera bebaskan Syahganda, beliau adalah senior saya sejak rezim orba dan Presidium KAMI adalah orang-orang hebat yang juga pernah dikorbankan dalam sejarah Orde Baru negeri ini. Kenapa sekarang rezim ini mengulang kembali sejarah kelam bangsa Indonesia," ujar Simon terheran-heran.

Simon pun sangat menyesali sikap dari pemerintahan dalam menanggapi kritikan dan tuntutan dari sebagian besar masyarakat yang selalu dianggap sebagai tindakan kejahatan perang.

"Tolong Pak Jokowi bebaskan  para aktivis KAMI, karena mereka juga pernah membuat sejarah di negeri ini dan bukan penjahat perang," pungkasnya. (btl)  

Post a Comment

0 Comments