Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cuaca Ekstrem Di Bogor, Hujan Deras Disertai Es

Atap rumah warga diterpa  angin 
hingga berterbangan. 
(Foto : Istimewa)  




NET - Hujan deras disertai  es di daerah Cibatok, Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, disebabkan cuaca ekstrem pada masa peralihan musim, Rabu (23/9/2020).       

Andi Fachri Rajibhan, salahsatu warga Gunung Menyan melihat peristiwa yang terjadi derasnya hujan di daerah Kabupaten Bogor. Sebelumnya masuk hujan, tiba-tiba awan gelap, lalu angin dan hujan deras.

"Dalam hujan deras tersebut, tiba-tiba terdengar suara dari atas atap seperti bunyi batu berjatuhan. Dan terlihat ke arah luar ternyata ada butiran bola es di depan rumah, cukup lumayan sebesar jempol esnya," katanya.       

Dengan adanya hujan deras disertai angin, ada juga rumah warga yang gentengnya berterbangan di wilayah RT 01 sampai RT 05 RW 02, Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Bogor Kabupaten.                                                

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memberikan penjelasan terkait fenomena hujan es yang terjadi di Bogor. Itu hujan es (hail).     

"Fenomena ini terjadi ketika hujan dari awan comulunimbus, dari butiran es dihasilkan dari partikel hujan melewati lingkungan yang super dingin. Biasanya mencapai suhu lingkungan lebih rendah dari minus 50 derajat celcius," ucap Kepala Stasiun Meteorologi Citeko Asep Firman Ilahi.                                     

Kemunculannya bisa dipantau hanya melalui radar atau satelit. Apabila awan cumulonimbusnya besar (giant cumulonimbus) bisa diukur dengan satelit suhu puncak awannya dalam mode infra merah. Meski begitu, hingga kini Stasiun Meteorologi Citeko belum dapat mengukur curah hujan di wilayah Bogor.

"Sebab, Kawasan Puncak tempat pengukuran BMKG baru diguyur hujan saat hujan es di wilayah Kota Bogor sudah reda. Di Puncak baru saja mulai hujan, (curah hujan) bel dapat diukur,” tutur Asep. (dade)

Post a Comment

0 Comments