Petugas mengendalikan proses layanan digital di kantor PT Pelabuhan Indonesia II. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
NET - Era normal baru menjadi momentum bagi PT Pelabuhan Indonesia
II (Persero)/IPC mempercepat pergeseran layanan kepelabuhanan ke arah digital.
IPC akan terus mendorong semua pemangku kepentingan, terutama para pengguna jasa
untuk bersama-sama melakukan transformasi ke arah aktivitas bisnis
digital.
Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan transformasi
menuju digitalisasi di pelabuhan itu tidak hanya terbatas pada penerapan
teknologi, namun juga menyangkut proses dan orang yang terlibat di dalamnya.
Kuncinya adalah kolaborasi.
"Butuh komitmen kuat semua pemangku kepentingan untuk
mempercepat digitalisasi kepelabuhanan,” ujar Arif Suhartono, Kamis (18/6/2020).
Transformasi digital yang dilakukan IPC terbagi menjadi 2dua
fokus, kata Arief, yakni internal dan eksternal. Di lingkup internal, IPC telah
menerapkan sistemisasi dan menggunakan aplikasi digital, baik di sisi laut
maupun di sisi darat yang mencakup terminal pelabuhan, pergudangan serta area
pendukung lainnya.
"Di sisi laut, misalnya, IPC memanfaatkan teknologi
inaportnet serta aplikasi digital lain seperti VMS, VTS, MOS, SIMOP untuk
aktivitas labuh, kapal pandu, kapal tunda, kepil dan tambat. Di sisi terminal
ada aplikasi TOS, NPK TOS, dan Car Terminal Operating untuk kegiatan bongkar
muat serta pemindahan barang. Sedangkan di area pendukung IPC sudah
memanfaatkan aplikasi Behandle Operating System, Warehouse Operating System,
serta Autogate System," ujarnya.
Utuk eksternal, khususnya pengguna jasa, sejak beberapa
tahun lalu IPC sudah memperkenalkan platform e-Service yang memudahkan
pelayanan secara online. E-service tersebut di antaranya layanan registrasi,
booking, billing, tracking, pembayaran, dan pengaduan pelanggan (e-care).
"Selama pandemi Covid-19, berbagai platform digital
yang disiapkan IPC terbukti efektif menjamin kelancaran layanan
kepelabuhanan," ungkap Arif.
Arif mengungkapkan pada era normal baru ini, pemanfaatan
platform e-Service akan diperkuat. Manajemen mendorong pengguna jasa terus
memanfaatkan e-Service dan melanjutkan kebiasaan-kebiasaan baru yang sesuai
dengan penerapan protokol kesehatan, di mana aktivitas pertemuan langsung atau
tatap muka diminimalisir.
"IPC hanyalah satu mata rantai yang ada dalam rantai
logistik. Di pelabuhan ada 18 institusi atau lembaga lain yang menjadi bagian
dari sistem logistik nasional. Jika semua pelayanan di Pelabuhan bisa dilakukan
secara digital dan terintegrasi, maka akan tercipta model bisnis baru di
pelabuhan yang lebih cepat, lebih mudah dan transparan. Sejak lima tahun lalu
IPC sudah memperkenalkan Port Community System (PCS) yang bisa digunakan
sebagai platform bersama bagi semua pemangku kepentingan di pelabuhan," ucap
Arif.
PCS merupakan sebuah sistem yang bisa memfasilitasi
pertukaran informasi, data dan dokumen secara cepat dan mudah. Namun
pemanfaatannya memang belum secepat yang diharapkan, karena mengubah
kebiasaan-kebiasaan lama. “Saya yakin era normal baru ini mendorong kita semua
untuk mengarah pada pemanfaatan platform digital yang akan mempercepat semua
pelayanan di pelabuhan,” tutur Arif. (dade)
0 Comments