Maket Masjid Negeri Di Atas Awan. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin Halim memastikan
pembangunan masjid di tempat wisata “Negeri Di Atas Awan” Gunung Luhur, Desa
Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, tetap dilanjutkan. Saat ini
rencana pembangunan masjid itu masih terkendala mobilisasi material bangunan,
lantaran akses jalan terputus pasca banjir bandang dan longsor di Lebak.
Kepastian progres pembangunan masjid itu diungkapkan
Gubernur Banten melalui Kepala Biro Bina Infrastuktur Pembangunan dan Sumber
Daya Alam (SDA) Provinsi Banten Nana Suryana, saat meninjau lokasi pembangunan
Masjid tersebut, Minggu (28/6/2020).
“Pembangunan masjid ini setelah banjir bandang dan longsor
selesai, kita mau mulai lagi pembangunannya. Namun pada saat banjir dan longsor
jembatan Ciberang ambruk. Kemudian, kita perbaiki dengan harapan bisa dilalui
kendaran pengangkut material bangunan masjid. Namun setelah itu jembatan yang
dibuat PU (Pekerjaan Umum-red) ambruk lagi pada saat banjir susulan sampai
sekarang tidak bisa dilalui,” ungkap Nana di Kota Serang, Senin (29/6/2020).
Dijelaskan Nana, hasil dari survei lokasi, jika dilihat ada
alternatif jalan lain selain rute Cipanas-Lebakgedong-Cibeber, yakni melalui
rute jalan Muncang-Sobang–Cibeber. Namun selain jalanya rusak juga medannya
sangat berisiko bagi kendaraan untuk mengangkut material bangunan masjid.
“Tetap, Pak Gubernur berkomitmen pembangunan masjid akan
dilakukan, tapi karena kondisi ada bencana jadi tidak sesuai yang dijadwalkan
dari awal. Namun tetap akan dibangun hanya waktunya akan mundur dari yang sudah
dijadwalkan,” ujarnya.
Sebab itu, pihaknya mengaku sedang mencari beberapa
alternatif jika menunggu jembatan permanen masih lama, karena membutuhkan waktu
dan biaya yang tinggi. Sebab itu harus menunggu jembatan sementara di Ciberang
selesai.
Atau alternatif lainya, kata Nana, secara bertahap melakukan
mobilisasi material melalui rute lain walaupun akan memakan waktu yang cukup
lama dibanding rute yang biasa dilalui. Sebab, kita tidak bisa menggunakan
kendaraan bertonase besar.
“Mengenai anggaran pembangunan masjid itu merupkan amanah yang
harus dipertanggung jawabkan. Jadi belum dipakai apa-apa kecuali untuk biaya
yang terkait dengan pembangunan mesjid di Gunung Luhur Citorek. Walaupun ada
biaya yang dikeluarkan, kita lihat memang sudah ada pengurugan,” paparnya.
Yang penting, kata Nana, masjid terbangun dengan desain
mengakomodir kearifan lokal. Mengenai rencana anggaran biaya bisa disesuaikan
dengan kondisi harga material pada saat ini.
Nana menjelaskan kondisi saat ini adanya pandemi global
bukan lokal lagi, yang tentunya berpengaruh terhadap semua sektor termasuk
industri jasa dan lainya. Tapi dengan adanya rencana new normal diharapkan
berjalan seperti sediakala dengan protokol kesehatan yang kita patuhi.
“Masyarakat tetap bersabar dan percaya kepada Pemerintah Provinsi
Banten bahwa memang ini bukan pencitraan, tapi memang untuk membangun masjid di
tempat wisata Gunung Luhur ini. Mudah mudahan masyarakat bisa memahami kondisi
yang ada dan untuk kelancarannya pembangunan diharapkan dukungan dari
masyarakat,” harapnya.
Sementara Ketua Badan Perwakilan Desa Citorek Kidul Rustandi
saat ditemui di tempat wisata “Negeri Di Atas Awan” Citorek mengaku mendukung
rencana pembangunan Masjid di Gunung Luhur tersebbut.
“Semoga cepat terlakasana, kita mendukung pembangunan masjid
di tempat wisata ini yang dilakukan Pemprov Banten,” tutur Rustandi. (*/pur)
0 Comments