Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Muhamad Ngaku Dapat Rekom, Kader “Banteng” PDIP Tangsel Gaduh

Sekda Kota Tangsel Muhamad.
(Foto: Istimewa)


NET - Para kader mulai dari tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC), Pengurus Ranting bahkan hingga Anak Ranting Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bereaksi keras atas kabar klaim Sekda Tangsel H. Muhamad yang gembar-gembor sudah fiks direkomendasikan Sekjen DPP Hasto Kristiyanto untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2020. Muhamad akan berdampingan dengan Azmi Abubakar, kader dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Apalagi, kegaduhan mulai timbul setelah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memanggil Muhamad terkait kampanye terselubung di hadapan para ibu-ibu saat sosialisasi pemenangan Pilkada pada acara senam bersama di kawasan Ciputat Timur.  

Dalam sosialisasinya itu, Muhamad mengaku sudah mendapat rekomendasi dari Sekjen DPP PDI Perjuangan untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2020 dari PDI Perjuangan. "Pak Muhamad sudah melanggar, meski beliau mendaftar di PDI Perjuangan, tapi kan statusnya masih Aparatur Sipil Negara (ASN), tidak boleh dong mengaku-ngaku bahkan minta dukungan Pilkada. Ini kan belum waktunya, apalagi bawa-bawa nama Sekjen DPP," ujar Nurmasyah, Wakil Ketua PAC yang kini kandidat kuat  Ketua PAC Serpong di Serpong, Senin (17/3/2020).

“Kami berharap, semua pihak harus menyikapi ini secara bijak. Jangan sampai ada kader-kader banteng yang tersinggung.  Apalagi beliau (Muhammad) bukan kader, melainkan ASN (Aparat Sipil Negara-red) yang berharap ‘dimerahkan’. Lagi pula ini masih dalam tahapan, pengumuman masih lama, tanggal 23 Maret bro," tutur Nurmansyah.

Sementara, Ketua Ranting Serua, Ciputat,  Ahmad Zahroni menyayangkan statement Muhamad yang mengatasnamakan Sekjen saat sosialisasi. "Statementnya itu sudah membuat gaduh internal partai. Saya banyak menerima pertanyaan dari para kader, kok yang dipilih Muhamad, apa bener? Tidak salah ini," ucap Ahmad Zahroni keheranan.

Zahroni menambahkan saat ini tinggal satu kader internal yang tersisa, yakni Doktor Haji Gagarin. Nasib beliau masih digodok DPP.  “Kami berharap kader internal inilah yang diusung atau direkomendasikan oleh DPP. Ini sudah harga mati," ujar Broer, panggilan akrabnya.

Pria plontos berbadan tambun ini mengharapkan DPP harus bijaksana menentukan pilihan. "Ke depankan harapan Ketua Umum bu Megawati yang harus memprioritaskan kader internal, lagi pula Pak Gagarin ini kader senior, bukan kader kaleng-kaleng, punya pasukan, mapan, mantan ketua partai, dan saat ini pengurus struktural di Provinsi Banten. Kurang apa lagi," ujarnya, seraya mewanti-wanti jangan sampai kejadian 2015 terulang kembali, karena bukan kader murni yang diusung, akhirnya kalah.

"Apakah kali ini kita mau lagi masuk dalam lubang yang sama," ujarnya. (*/pur)

Post a Comment

0 Comments