Sekda Kota Tangsel Muhamad. (Foto: Istimewa) |
NET - Para kader mulai dari tingkat Pengurus Anak Cabang
(PAC), Pengurus Ranting bahkan hingga Anak Ranting Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Perjuangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bereaksi keras atas kabar
klaim Sekda Tangsel H. Muhamad yang gembar-gembor sudah fiks direkomendasikan
Sekjen DPP Hasto Kristiyanto untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2020. Muhamad
akan berdampingan dengan Azmi Abubakar, kader dari Partai Solidaritas Indonesia
(PSI).
Apalagi, kegaduhan mulai timbul setelah Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) memanggil Muhamad terkait kampanye terselubung di hadapan para
ibu-ibu saat sosialisasi pemenangan Pilkada pada acara senam bersama di kawasan
Ciputat Timur.
Dalam sosialisasinya itu, Muhamad mengaku sudah mendapat
rekomendasi dari Sekjen DPP PDI Perjuangan untuk maju dalam kontestasi Pilkada
2020 dari PDI Perjuangan. "Pak Muhamad sudah melanggar, meski beliau
mendaftar di PDI Perjuangan, tapi kan statusnya masih Aparatur Sipil Negara
(ASN), tidak boleh dong mengaku-ngaku bahkan minta dukungan Pilkada. Ini kan
belum waktunya, apalagi bawa-bawa nama Sekjen DPP," ujar Nurmasyah, Wakil
Ketua PAC yang kini kandidat kuat Ketua PAC Serpong di Serpong, Senin
(17/3/2020).
“Kami berharap, semua pihak harus menyikapi ini secara
bijak. Jangan sampai ada kader-kader banteng yang tersinggung. Apalagi
beliau (Muhammad) bukan kader, melainkan ASN (Aparat Sipil Negara-red)
yang berharap ‘dimerahkan’. Lagi pula ini masih dalam tahapan, pengumuman masih
lama, tanggal 23 Maret bro," tutur Nurmansyah.
Sementara, Ketua Ranting Serua, Ciputat, Ahmad Zahroni
menyayangkan statement Muhamad yang mengatasnamakan Sekjen saat sosialisasi.
"Statementnya itu sudah membuat gaduh internal partai. Saya banyak
menerima pertanyaan dari para kader, kok yang dipilih Muhamad, apa bener? Tidak
salah ini," ucap Ahmad Zahroni keheranan.
Zahroni menambahkan saat ini tinggal satu kader internal
yang tersisa, yakni Doktor Haji Gagarin. Nasib beliau masih digodok DPP. “Kami
berharap kader internal inilah yang diusung atau direkomendasikan oleh DPP. Ini
sudah harga mati," ujar Broer, panggilan akrabnya.
Pria plontos berbadan tambun ini mengharapkan DPP harus
bijaksana menentukan pilihan. "Ke depankan harapan Ketua Umum bu Megawati
yang harus memprioritaskan kader internal, lagi pula Pak Gagarin ini kader
senior, bukan kader kaleng-kaleng, punya pasukan, mapan, mantan ketua partai,
dan saat ini pengurus struktural di Provinsi Banten. Kurang apa lagi,"
ujarnya, seraya mewanti-wanti jangan sampai kejadian 2015 terulang kembali,
karena bukan kader murni yang diusung, akhirnya kalah.
"Apakah kali ini kita mau lagi masuk dalam lubang yang
sama," ujarnya. (*/pur)
0 Comments