Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) mengumumkan
empat orang warganya positif terkena virus corona (Covid-19), Kamis (12/3/2020)
malam, mendapat reaksi dari berbagai kalangan. Menurut WH, keempat orang yang
saat ini sudah dirawat di RS Sulianti Saroso dan RS Persahabatan itu, baru saja
pulang dari Malaysia dan Bali.
Namun, hal yang dinilai sebagai langkah taktis Gubernur WH
ini malah dipersoalkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kemenkes
menilai Gubernur WH salah kaprah dalam pola komunikasi penanganan virus Corona
ini. Selain itu, pihak Kemenkes pun akan mengadukan hal ini ke Menteri Dalam
Negeri (Mendagri).
Juru bicara penanganan Wabah Virus Corona yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan,kendatipun Gubernur
mendapat laporan dari Dinas Kesehatan, itu menurutnya dalam rangka untuk
diketahui saja bukan dalam rangka dipublikasi.
Meski sudah dipersoalkan oleh Kemenkes, namun masyarakat
Banten, Jumat (13/3/2020) menilai
langkah yang dilakukan Gubernur WH merupakan sebuah langkah tepat. Lantaran
informasi tersebut akan meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
"Kita dukung Pak WH , kenapa ga sekalian laporkan ke
juragan empang , kita berhak tau bukan dirahasiakan biar waspada," tulis
akun facebook @Hendi Van.
Selain @Hendi Van terpantau di media sosial facebook ada
puluhan warganet yang membela dan memberikan dukungan kepada WH, baik melalui
postingannya juga dalam kolom komentar.
"Kalau pusat keberatan dgn pengumuman seperti itu, bisa
diasumsikan bahwa pusat memang ada niat untuk menutupi masalah Corona!!,"
tulis @Boecex Prasetya She-Ion, yang diketahui merupakan warga Malingping
Lebak.
"Saya mendukung langkah Gubernur Banten dalam hal ini,
karena biar masyarakat tau dan waspada," @Haerudin.
"Di Indonesia saling menyalahkan. Di luar negeri
korbannya press release.
Keterbukaan yang terukur diperlukan agar masyarakat dapat
mengambil tindakan self defence sehingga kurva penyebaran tidak meledak tak
terkendali. Daerah yang dicurigai sebagai red zone harus ditunjukkan agar
masyarakat juga membatasi pergerakan mereka.
Di Indonesia mayoritas korban golongan menengah ke atas. Jika
sudah menyentuh gol menengah kebawah makin sulit dikendalikan karena karakter
sosial dan rendahnya pengetahuan. Dampak ekonomi dan sosial tidak ada yang
mampu membendung. Ini wabah luar biasa yang tidak ada satu negara pun yang
mampu mencegahnya. Di sini nasionalisme kita diuji untuk persatuan Indonesia.
Tidak ada ruang lagi untuk kotak-kotak politik dan kepentingan sesaat,"
tulis @Dudey Dudidam.
(*/pur)
0 Comments