Para penentu proses pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) tampil sebelum rapat. (Foto: Istimewa) |
NET - Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT)
Hammam Riza mengatakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) masih diterapkan untuk
menanggulangi banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek). Kekuatan kolaborasi diyakinkan berada di balik kesuksesan
penerapan teknologi hujan buatan demi mengurangi intensitas hujan di suatu
wilayah.
TMC tidak bisa dilakukan hanya oleh Balai Besar TMC di BPPT.
"Kalau bicara ekosistem tentu itu tidak berarti hanya satu stakeholder
saja. Tapi TMC harus dengan kolaborasi, seperti diketahui awal tahun ini, pada
1 Januari 2020, banjir merendam banyak wilayah di Jabodetabek akibat hujan ekstrem,"
ujar Hammam, saat acara Penguatan Ekosistem TMC Mitigasi Banjir Jabodetabek, di
Ruang Komisi utama, Gedung 2 BPPT, Jalan
M. H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat.
Hujan juga terjadi di beberapa daerah lain yang
mengakibatkan kerugian tidak hanya materil tapi korban jiwa. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan lebih dari 60 orang tewas akibat
bencana banjir dan longsor di awal tahun ini. Untuk melakukan TMC harus ada
yang menyediakan informasi awal yaitu dari BMKG. Kemudian ada TNI AU, mu dari
pilot hingga staf lainnya, juga ikut membantu dalam melakukan persemaian garam
di udara.
"Kemudian tim operasi TMC yang dimotori B2TMC dan
timnya yang bekerja sama dengan seluruh jajaran yang terlibat. Termasuk LAPAN
dan BNPB. Sehingga, pria berusia 57 tahun itu menjelaskan, ekosistem tersebut
menjadi tantangan untuk terus berkolaborasi di dalamnya. Apalagi Indonesia
merupakan negara yang rentan bencana sehingga kolaborasi harus dilakukan berkelanjutan,"
ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pemanfaatan teknologi
modifikasi cuaca bisa membuat ramalan cuaca yang sudah dirilis meleset. Menjadi
tidak seperti yang diprediksi. Tak ada
penjelasan pengaruh dari adanya modifikasi cuaca itu terhadap peringatan dini
hujan ekstrem dari BMKG yang sporadis atau bolak balik dirilis belakangan ini.
Peringatan dini bisa sangat lokal untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya dan
pernah terjadi peringatan dini tak terbukti.
"Hanya meminta pola pikir diubah tentang sebab akibat
teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan tim dari BPPT dan ramalan cuaca BMKG
itu," kata Dwikorita.
Yang terpenting, kata Dwikorita, keberhasilan memodifikasi
cuaca - biasa dilakukan dengan menciptakan hujan buatan - sangat bergantung
kepada ketepatan prediksi oleh BMKG. "TMC itu untuk mencegah banjir, kalau
kami salah prediksi, TMC akan salah menembakkan atau menyemai garam ke awan.
Harus presisi," ujarnya. (dade)
0 Comments