Dirut IPC Elvyn G Masassya (tengah) menjawab pertanyaan wartawan. (Foto: Istimewa) |
NET - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC mempercepat
geraknya dengan mengambil langkah-langkah strategis membangun kemitraan dengan
pelaku dan operator global, sebagai wujud dari ekspansi global IPC melalui
penandatanganan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan
negara tetangga dari benua Afrika, Amerika, dan Asia.
Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya mengatakan IPC melakukan
berbagai upaya untuk peningkatan kualitas pelayanan operasional dalam rangka
menuju visi yang sudah disepakati untuk menjadi pengelola pelabuhan berkelas
dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan.
“Guna mewujudkan hal itu, IPC telah melakukan berbagai
transformasi seperti modernisasi pelabuhan baik dari sisi infrastruktur dan
suprastruktur agar sesuai dengan standar internasional,” ujar Elvyn, di
Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Dalam menjalankan upaya tersebut, kata Elvyn, dibutuhkan adanya
sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sepanjang 2019 ini, sepuluh MoU
telah ditandatangani IPC dengan berbagai pelabuhan dan otoritas pelabuhan
negara tetangga di antaranya Guangzhou Port Authority, Ningbo-Zhoushan Port
Group, Shenzhen Port of the People's Republic of China, Qatar Port Management
Company, Panama Canal Authority, Sabah Port, POIC Sabah, Port of Townsville
Limited Corp, Port of Lazaro Cardenas dan Djibouti Ports and Free Zones
Authority.
Di sela penyelenggaraan ASEAN Port Association Sport Meet
2019 di Yogyakarta, IPC mengoptimalkan kesempatan pertemuan dengan pelabuhan
ASEAN dengan melakukan penandatanganan MoU Sister Port dengan Sabah Ports
Authority. MoU ini berisi kesepakatan kedua belah pihak untuk mendorong
kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk diantaranya logistik, industri pelabuhan
dan juga pendidikan.
Kesepakatan bersama ini ditandatangani oleh Direktur
Transformasi dan Pengembangan Bisnis IPC, Ogi Rulino dan Deputy Chairman Sabah
Ports Authority, Datuk Maisuri Bin Besri.
IPC dan Sabah Ports Authority juga sepakat untuk melakukan
pendalaman atas inisiatif yang saling menguntungkan dengan berbagi informasi
dan kebijakan tentang berbagai topik yang relevan dengan aktivitas
kepelabuhanan, termasuk didalamnya pelatihan personil, kerja praktek karyawan,
studi banding, perbaikan operasional, perbaikan lingkungan dan promosi
pelayanan jasa kepelabuhanan dengan tujuan meningkatkan perdagangan dan jasa
maritim.
Kerjasama ini melengkapi rangkaian MoU yang telah
ditandatangani sebelumnya antara Indonesia dengan Malaysia. Agustus lalu,
jajaran Direksi IPC terbang ke Sabah untuk menyampaikan komitmen melalui
penandatanganan MoU dengan beberapa pengelola (operator) pelabuhan di Sabah,
Malaysia diantaranya Pelabuhan Sabah (Sabah Port Sdn Bhd) dan Pelabuhan Klaster
Industri Kelapa Sawit (Palm Oil Industrial Cluster / POIC).
Pada akhir acara, Elvyn G Masassya Di menegaskan Sabah memiliki posisi yang strategis,
berdekatan dengan Kalimantan Barat, di mana di sana juga akan beroperasi
Pelabuhan Kijing. "Kerjasama dengan operator pelabuhan ini akan memberikan
nilai tambah. Ini sejalan dengan gagasan Trilogi Maritim sebagai solusi yang
memadukan konsep tol laut dan pelabuhan yang terintegrasi. Ini juga menjadi
langkah nyata mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ucap Elvyn.
(dade)
0 Comments