Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah (berkopiah) menyaksikan dilakukan uji coba. (Foto: Pemerintah Kota Tangerang) |
DALAM rangka meningkatkan kualitas
jalan raya yang mudah rusak karena kerap dilalui kendaraan yang bernotase
tinggi, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melakukan ujicoba perbaikan atau
pembangunan jalan dengan teknik Mechanical Concrete atau menggunakan limbah
ban.
Ujicoba tersebut, pertama kali dilakukan
di Jalan Juanda, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. "Do'akan saja,
mudah-mudah uji coba ini berjalan lancar dan sukses, sehingga teknik mechanical
concrete bisa dilanjutkan," ujar Walikota Tangerang Arief R. Wismansah.
Arief mengatakan konsep mechanical concret atau yang menggunakan
bantalan ban bekas tersebut ditemukan dari hasil menjelajah di Youtube yang
telah dilakukan oleh beberapa negara, di antaranya Amerika Serikat.
Bantalan-bantalan ban tersebut,
katanya, dijajar dan diikat, kemudian di dalam lingkaran bantalan ban diurug
dengan seplit. Sehingga seplit yang ada di dalam batalan padat dan tidak
bergerak.
Begitu kondisinya sudah padat,
dibagian atas bantalan itu ditambah lagi dengan split hingga mengeras. Baru
disiram dengan aspal. "Kalau memang uji coba pemadatan dan pengerasan itu
terlihat bagus, baru bisa diaspal. Tapi itu nanti setelah massa ujicoba selesai," ucap Arief.
Lebih jauh Arief menjelaskan
melakukan uji coba perbaikan jalan dengan kosep menggunakan bantalan ban,
karena melihat kondisi betonisasi di Jalan Juanda yang kerap rusak akibat
dilalui truk yang bernotase tinggi.
"Kami berharap, jalan-jalan
di Kota Tangerang benar-benar tahan lama walupun sering dilewati kendaraan
bernotase tinggi. Karenanya, kami melakukan uji coba dengan konsep menggunakan
bantalan ban, seperti yang dilakukan beberapa negara lain, seperti Amerika Serikat," kata dia.
Mengenai bantalan ban yang
digunakan, kata Arief, didapatkan dari salah satu perusahaan ban di Kota
Tangerang, yang selama ini kesulitan untuk membuang limbahnya. "Limbah ban
di perusahaan itu menumpuk. Mereka bingung mau diapain. Karena kalau dibakar
bisa menimbulkan dioksin dan dibiarkan jadi penyakit. Karenanya, mereka
memberikan secara cuma-cima, sehingga uji coba ini tidak memerlukan biaya
tinggi," tutur Arief. (Adv)
0 Comments