![]() |
Bumi Satria Pandawa penulis novel "Albatros" dan guru pembibing SMA CTS. (Foto: Bambang TL/TangerangNet.Com) |
NET- Guna mendorong para siswa menyukai pelajaran menulis (literasi) sesuai
program dan kurikulum yang ada di sekolah Candle Tree School (CTS) Serpong
Utara, Kota Tangerang Selatan, Senin (20/5/2019) kembali menyajikan karya-karya
novel serta cerpen hasil pengerjaan para siswa dan siswinya. Hal ini diselenggarakan setiap tahunnya,
berupa menulis novel serta cerpen bagi siswa kelas 11.
"Menulis buku dalam bentuk novel dan cerpen ini,
bisa mengungkapkan perasaan hati sang penulisnya. Dengan demikian hal tersebut
bisa mebangkitkan kepercayaan diri sang penulisnya,” tutur F Prasongko, guru
SMA Candle Tree School.
Kali ini sang penulis yakni Bumi Satria Pandawa, 18, siswa
kelas 12 mengambil tema "Albatros" yang artinya depresi. Albatros
merupakan metafora, sebuah beban psikologis, makanya gambar bukunya kepala
orang yang sedang stres seperti itu.
“Tapi secara umum karya Bumi Satria Pandawa sangat baik
dan bagus. Saya beri nilai delapan setengah untuk hasil karyanya," terang F. Prasongko.
Bumi Satria Pandawa yang mengarang novel
"Albatros" saat dimintai konfirmasinya terkait hasil karyanya mengatakan
novel tersebut ditulisnya setebal 277 halaman. Dalam buku tersebut banyak poin penting yang
harus dibaca dulu, baru akan mengerti maknanya buku novel Albatros. Dari cara
menulis novelnya hingga prosesnya yang memakan waktu sebulan.
"Albatros itu tentang depresi, Albatros itu metafora,
dan saya mengambil tema itu karena saya ingin menulis sesuatu yang baru. Saat
mengalami depresi, saya mencoba memberikan solusi mencoba sekeras mungkin
membuka pertolongan dengan diri sendiri, tanpa org lain," tuturnya.
Sementara itu, Sipri Peren selaku Kepala Koordinator
Pendidikan Candle Tree School menyatakan
betapa sangat pentingnya menguasai literasi (menulis). Mereka akan
merasakan pentingnya kemampuan menulis saat nanti di perguruan tinggi.
“Oleh karena itu, kami tekankan kepada seluruh siswa
Candle Tree tentang pentingnya kemampuan menulis,” tutur Sipri Peren.
Menulis itu memang membosankan, kata Peren, tapi kalau
ditekuni dengan baik akan sangat bermanfaat untuk di dunia pekerjaan nantinya.
Melalui proyek pembuatan novel dan cerpen seperti ini, para siswa akan berlatih
menghadapi hal-hal yang dihadapi saat proses membuat novel dan cerpen seperti
itu.
“Jadi para siswa sekarang harus kita latih untuk dapat
bekerjasama. Saat belajar menulis dan bekerjasama di sini, akan sangat
bermanfaat ketika mereka kelak sudah berada diperguruan tinggi. Apa yang
dilakukan di sini tinggal diulang di sana, karena skill itu tidak muncul secara
tiba-tiba, tapi mesti dilatih secara bertahap dan kontinyu," pungkasnya. (btl)
0 Comments