Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nelayan Lebak Demo Pelabuhan Khusus Pabrik Semen Merah Putih

Sejumlah kapal nelayan merapt ke pelabuhan 
khusus PT Cemindo Gemilang di Darmasari. 
(Foto: Istimewa) 


NET  - Nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Muara Madur (Hinamma) menggelar aksi unjukrasa menggunakan perahu di area Pelabuhan Khusus milik PT Cemindo Gemilang di Desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Selasa, (19/2/2019). Dalam aksinya, nelayan menuding produsen pabrik semen merah putih PT Cemindo Gemilang telah melakukan kebijakan yang membuat mata pencahariannya terputus.

Yoga Gunawan, Koordinator Aksi (Korlap) Hinamma menjelaskan aksi itu merupakan bentuk protes nelayan dan buruh yang terdaftar sebagai anggota Koperasi Laut Kidul (Kolaqi).  

Yoga mengatakan Kolaqi mampu tumbuh pesat dan mengakomodir masyarakat lokal untuk menjadi anggota Kolaqi yang di pekerjakan di Unit Pengerah Jasa Tenaka Kerja Bongkar Muat (TKBM) sebanyak 320 orang dengan persentasi 60 persen  nelayan dan 40 persen masyarakat non-nelayan serta mampu memberikan konstribusi terhadap lingkungan.

Akan tetapi Kolaqi hanya mampu bertahan selama 1 tahun yakni hanya tahun 2015 yakni pada waktu itu Kolaqi masih bermitra dengan penguna jasa yang mumpuni dalam hal financial.

Ketika kebijakan manajemen berubah, kata Yoga, pada 2016 semua Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang terlibat dan menjadi mitra Kolaqi satu persatu mundur dari keterlibatannya di Pelabuhan Khusus PT Cemindo Gemilang. 

Menurut Yoga, PT Cemindo Gemilang pada 2016 mencari perusahaan bongkar muat sebagai pengganti PBM  yang sudah mundur tersebut sehingga masuklah PT Tridaya Laut Usaha Mandiri dan PT Tarub Buana Stevedores. 
"Dan saat itulah gejala-gejala kekacauan payment mulai terjadi. Sehingga sering terjadi keterlambatan pembayaran upah buruh," ungkap Yoga kepada wartawan, Selasa, (19/2/2019).

Oleh karena seringnya keterlambatan pembayaran upah buruh dari pengguna jasa sehingga tidak jarang buruh - buruh melakukan aksi mogok menuntut haknya, kata Yoga. 

Kejadian ini sudah berlangsung selama 2 tahun, kata Yoga, akan tetapi buruh buruh Kolaqi masih bertahan karena mereka butuh. Sekarang setelah para pengguna jasa melakukan upaya perbaikan dalam hal pembayaran. "Kolaqi diusir oleh PT Cemindo Gemilang secara sepihak tanpa didasari dengan alasan yang jelas" imbuhnya. (*/pur)

Post a Comment

0 Comments